“Bagiku
menulis adalah cara terbaik untuk bersyukur melebihi apa yang mulut mampu
ucapkan. Sebab dari situ, aku mampu menggambarkan indah-dan-perihnya kehadiran
seseorang dengan ribuan kata-kata” – Brian
Khrisna (mbeeer), 2016.
Well…
Entah ini sebuah
kebetulan atau tidak, setelah aku membaca buku “Merayakan Kehilangan” karya Brian (mbeeer). Ternyata sebagian besar
apa yang dia tulis didalam bukunya adalah itu aku. Bukan, dia bukan
menjiplakku. Tapi apa yang dia alami adalah sama dengan apa yang aku alami. Dan
kebetulan pula, aku juga lebih suka menuliskan semua ceritaku daripada aku
bercerita. Karena memang benar, kadang hati seseorang tak mempan dengan mulut. Mungkin
dengan tulisan, seseorang dapat mempersepsikan sesuai dengan apa yang ada
didalam otaknya. Itulah alasanku kenapa aku memiliki personal blog. Tumblr juga
ada, tapi aku kurang aktif karena kurang menguasai juga sih seluk beluknya
tumblr. But tumblr juga keren.
Mungkin aku dan
Mbeeer itu sama. Sama-sama mengalami masa sulit akan cinta. Mencintai dan
terluka. Ya, memang sama. Hanya saja waktuku masih terlalu singkat untuk
menemukan pengganti.
Aku suka nulis,
sama kayak Mbeeer. Hanya saja mungkin aku berbeda genre. Aku orang yang melankolis. Aku akui itu. Tapi untuk menulis
dengan kata-kata puitis, aku rasa itu susah. Dengan aku yang cablak seperti
ini. Coba lihat, tulisanku absurd dan gak jelas. Sampai sekarang aku masih
tidak mengetahui identitas dari tulisanku.
So far sih,
temenku bilang. Tulisanku absurd. Hanya
orang-orang yang benar-benar mengenalku-lah yang bisa membaca tulisanku dengan
enak. Coba baca satu aja. Nah itu aku.
Selama empat
tahun aku duduk di bangku perguruan tinggi. Sebagai mahasiswa jurusan teknik
mesin, tentunya kalian sudah bisa menerka berapa jumlah spesies wanita yang ada
didalamnya. hanya dua jawabannya.
Basic dari SMA. Seketika saat masuk
dijurusan teknik mesin aku langsung sawan.
Hambar rasanya. Ibarat kehidupan, hidupku hampa hanya bertemu dengan lautan,
padang sahara, padang samurai. Masakan padang. Ah bukan.
Kenapa? Karena sewaktu
aku duduk di bangku SMA, didalam kelasku sangat rimbun dengan rerumputan dan
pepohonan yang hijau. Kadang pink, biru, ungu gitu lah talinya. Tergantung baju
yang dipakai. Engghhh.
Rimbun kenapa
sih?
Ya karena saat
aku duduk di bangku SMA, satu kelas itu jumlah spesies wanita lebih banyak
daripada spesies laki-laki. Perbandingannya adalah 1:3. Enak kan? Bisa poliandri
atau polijaran. Engghh.
Dibandingkan dengan
sekarang aku duduk dibangku kuliah perbandingan cewe nya 15:1. Ebuset… cewenya
digilir 15 orang.
Karena itupula-lah
aku sekarang menjadi sosok yang ibarat kata keluar dari jurusan mesin itu kayak
orang abis tapa didalam goa. Sekalinya keluar kagak ada yang ngelirik. Sekalinya
ngelirik itupun karena aku bayar foto copy an ke mbak-mbak tukang foto copy
mbak nya ngelirik karena uang yang aku kasih kurang.
Cowo tentunya
identik dengan pembahasan yang absurd.
Bahas cewe mulai dari bawah ke atas. Dari luar sampe kedalem. Dari yang keluar
didalem sampe keluar diluar. Dari ukuran kecil dan besar. Hingga daleman pun
jadi bahan perbincangan tak berguna jika dikatikan dengan mesin pun aku rasa
tidak ada identiknya sama sekali. Mesin pembuat anak? Gak perlu… aku masih
bisa.
Okelah…
Sekarang
teman-temanku memiliki wanita masing-masing. Sementara aku?
Tolong, jangan
tanyakan. Aku fokus skripsi. *udahkelar*
Kenapa sih pada
songong mereka-mereka yang udah pada punya pasangan? Kalian bangga? Okelah
bangga. Bangganya pun paling didepanku aja atau didepan kaum-kaum tertindas
sepertiku juga. Soalnya aku gak punya *nangisdarah*
Temanku, sebut
saja Brudin namanya.
Aku pun masih
ingat ketika Brudin meminta untuk dikenalkan ini itu. Kamu salah, aku juga
mencari jadi jangan dimintai. Tapi aku mau kok kalau kasih tai doang mah.
Brudin
sebelumnya ada mahasiswa ulung fakir asmara. Kenapa? Karena sekalinya dapat
cewe itu susahnya minta ampun. Dapatin satu aja susah, mau nyabang juga gak
bisa. Sekalinya dapat satu itupun pacarnya pacar orang. Lebih tepatnya sih
Brudin jadi orang ketiga.
Ya terserah sih,
yang jalanin bukan aku. Katanya sih bahagia saat aku tanya ke Brudin. Katanya
lagi sih “yang penting dapat jatah Bah”.
Oke sekali lagi “TERSERAH LU SANGEK”.
Ada tapinya nih,
mau jadi cadangan? Mau jadi payung? Mau jadi selimut? Mau jadi tempat sampah?
Cadangan pas
pacarnya pacarmu itu gak ada. Mau?
Payung ketika
kesedihan menerpa pacarmu, saat senang kamu ditinggalkan. Mau?
Selimut ketika
dia kedinginan. Jadi teman tidur. Mau? “Mau
Bah”. Dasar manusia sangek.
Tempat sampahnya
naruh semua kesal dan sesalnya. Mau?
Dan akhirnya
Brudin sama pacarnya itupun putus. Begonya lagi, Brudin dengan suka rela dan
suka cita membiayai perawatan si doi, beli ini itu, beli dalemannya. Ah setan..
Gue juga pengen bego lo beliin daleman.
Brudin yang
sekarang bukanlah yang dulu. Dulu sayang pacar orang, sekarang sayang pacar nya
siapa juga aku gatau. Tapi nih katanya sih jomblo, jadi free lah. Ini baru
jalan yang benar yang Brudin ambil.
Aku kenal kok
dengan pacarnya Brudin. Kebetulan satu kota sama aku, walaupun itu hanya kota
sewaktu aku kecil tapi aku tau kok. Aku juga pernah ketemu sama pacarnya
Brudin. Soalnya dia adalah temannya temanku sekelas namanya X. udah anggap itu
aja namanya.
Songongnya nih
ya…
Sekarang aku
yang dia bully abis-abisan. Serasa aku ini kaum tertindas, terbelakang,
terdepan, terpelosok dan perlu bimbingan.
Please…
Aku sendiri,
bukan berarti aku tidak laku. Aku pemilih. Aku akui itu.
Aku menjadi
pemilih karena aku takut untuk gagal. Untuk membuang waktuku percuma. Jika saja
aku mau, detik ini juga aku bisa punya pacar. Tinggal ngomong doang kan?
*samasiapaRul*
Well, kalian
tahu tidak. Banyak sekali diluaran sana orang pacaran bertahun-tahun. Tapi akhirnya
putus.
Percuma kan
selama bertahun-tahun pacaran? Gak dinikahin? Perawan ilang? Kesian.
Semoga jodohku
masih perawan ya Allah L Jaga dia untukku…
wis sam, umak ojok bingung gak dewean pacar, koyok ayas nggene lho (gurung duwe pisan, hihi). golek duwik sek sing akeh, gawe sangu ibar #marioteguhmodeon
ReplyDeleteIu si brudin pas beli daleman sama isi isinya juga g?
ReplyDeleteMasa sih bang pemilih
Bilang j g laku haha
Kalo g laku jual aja di olx