Kamu, Terbanglah ! - Bahrul.com

Sunday, 29 January 2017

Kamu, Terbanglah !

Aku ceritakan, ini siapa yang bodoh. Aku atau dia… silahkan kalian nilai. Ini cerita menurut versiku. Apa adanya tanpa ada rekayasa atau pembelaan dariku untuk melakukan sebuah pembenaran.

Aku lupa, hari itu aku pulang sore atau siang dari praktik mengajarku di sekolah yang jaraknya sudah aku ceritakan di postingan sebelumnya. Yang aku ingat, malamnya aku dan kamu berjanji untuk keluar menemanimu mengerjakan skripsimu. Jujur, aku capek dengan rutinitasku yang bolak-balik dari sekolah menuju kosku. Meskipun aku sudah menyewa sebuah kamar kos didekat sekolah tempatku praktik mengajar. Tapi rasanya aku tidak bisa untuk jauh darimu. Walau aku tahu, kita masih dalam satu kota yang sama. Entahlah mungkin ini perasaan cinta…

Capek bukan alasanku untuk tidak menemanimu menyelesaikan skripsimu bukan? Aku kuatkan demi kamu. Aku tunda semua hal yang seharusnya aku kerjakan demi kamu. Termasuk tugasku sendiri aku kesampingkan untukmu. Sebenarnya aku sendiri tidak mau keluar untuk menemanimu mengerjakan skripsimu saja. Tapi tak apa, itu aku terima. Setidaknya aku tetap bisa bertemu denganmu.

Karena bertemu denganmu adalah sebuah kebahagiaan yang luar biasa. Ada didekatmu adalah tujuanku. Hangat pelukanmu bahkan ketika sela-sela jariku terisi dengan tanganmu. Hangat aku rasakan, nyaman dan tak ingin rasanya kulepaskan tangamu dari tanganku.

Ah kenapa aku masih ingat dengan jelas? Karena ini baru beberapa hari yang lalu. Sekarang, kamu sudah pergi.

Aku membantumu menggunting gambar untuk skripsimu yang kamu tempel dalam logbookmu. Aku yang memotong doubletip sementara kamu yang merekatkannya dalam gambar yang tadi telah aku potong. Sesekali kita melihat orang sekitar, mengomentari orang yang ada dibelakang kita. Orang yang bahagia didepan layar laptopnya, tampak senyum sumringah darinya. Mungkin dari pacarnya. Ternyata seperti itulah kita ketika bahagia menerima pesan atau apapun dari orang terkasih ya. Seperti itukan yang kamu bilang? Gak persis sih, tapi garis besarnya seperti itu.

Tahu tidak, walaupun aku merasakan tawa dan bahagia malam itu. Aku merasakan ada hal yang berbeda. Ada hal yang kamu sembunyikan dariku, entah apa itu. Aku tidak mau mengganggu pertemuanku malam itu. Karena aku tahu kamu pasti akan marah jika aku menanyakan sesuatu.

Jam 10 malam. Aku antarkan kamu pulang. Kembali ke kosmu yang kebetulan tidak terlalu jauh. Tampak dari kejauhan portal masuk ke area kosnya sudah tertutup setengah. Aku tetap masuk dan mengantarkannya sampai didepan gerbang kosnya. Lalu aku kembali pulang menuju kosku.

Belum sampai aku keluar dari portal yang posisinya telah tertutup setengah. Satpam kompleks memberhentikan laju sepeda motorku dengan melambaikan tangannya. Dengan muka sedikit garang namun tetap dengan perut buncitnya yang menggemaskan.

“Mas kalau portal sudah diturunkan lain kali jangan diantar masuk” tutur satpam kompleks
“Oh iya pak, maaf sebelumnya saya tidak tahu” jawabku dengan rasa menyesal.

Lalu aku pergi, meninggalkan kompleks kosnya dan didalam hati aku berkata “Ah kampret satpamnya. Ya mana aku tahu coba, gak usaha marah keles”. Hanya sebatas gumaman didalam hati yang tidak sempat aku lontarkan.

Masih dengan perasaan yang sama penuh dengan tanda tanya. Apa sih yang aku rasakan malam ini. Bahagia dan sedih bercampur menjadi satu.

Aku kirimkan pesan kepadanya “Kamu gak papa?”
Lantas dia menjawab “ Iya gak papa”

Aku yang merasakan ada keanehan darinya tidak lantas menerima pernyataan dari dia. Tapi sekali lagi aku tanyakan hal yang sama kepadanya.

Hingga aku mengatakan “Apa hanya aku yang sangat mencintaimu? Hanya aku yang takut kehilanganmu? Sementara kamu tidak?”

Lalu di menjawab apa ya aku lupa. Seingatku dia lantas ingin berkata jujur. Kalau dia sebenarnya tidak mencintaiku. Dia sudah mencoba tapi masih tidak bisa.

Tahu kan reaksiku?

Pastilah kecewa.

Karena aku tak sanggup untuk menulis banyak dalam pesanku. Rasanya mulut harus berbicara. Lalu aku telepon dia. Dan disitulah pertengkaran semakin runyam. Dengan reaksi dia yang marah ketika di tanya satu-satu yang menurut dia itu menyudutkan dia menjadi di posisi yang salah. Padahal aku hanya bertanya dan dia hanya tinggal menjawabnya. Tapi dia tidak bisa menjawab… kalian tahulah, orang salah tidak mungkin bisa menjawab apa alasan dia selama ini mengiyakan segala yang aku tanyakan. Termasuk ketika aku tanya mengenai hatinya dan segala hal tentang hubungan kita.

Hingga pada akhirnya terlontar kata udahan untuk pisah. Jelas aku tak mau, tak semudah itu kamu mengatakan pisah. Cintaku tidak sebercanda itu. Dengan alasan yang sama yang kamu lontarkan ketika waktu KKN dulu kamu yang meninggalkanku. Kedua kalinya sudah kamu ucapkan pisah dalam hubungan kita.

Aku yang kesal waktu itu, aku meminta dia menemuiku malam itu juga. Kebetulan waktu itu sudah larut malam. Hampir jam setengah 1 malam. Terserah dia mau menemuiku atau tidak aku akan menunggunya di dekat kos dia. Tapi dia melarangku dan redahlah emosinya.

Setelah dia mengatakan aku yang ini lah itulah. Aku lantas bertanya. Tapi sebelumnya dia meminta izin untuk ambil wudhu supaya hatinya tenang. Oke silahkan…



Setelahnya aku tanyakan apa yang telah ia ucapkan sebelumnya. Dari yang mau pergi, aku yang kasar dan pantas tidak ada wanita yang mau denganku lah. Dan masih banyak lagi. Dengan enteng kamu jawab

“Aku ngomong apa emang tadi?” nada polos seperti orang kebingungan.
“Loh, la tadi siapa yang ngomong?” tanyaku heran.
“Aku tidak tahu, tadi aku ngerasa aku tidur terus bangun duduk terus telephon kamu kan?” masih dengan nada orang kebingungan.
“Loh emang iya kita teleponan. Tapi dari tadi kamu ngomong apa ingat gak?” tanyaku tegas.
“Aku gak ingat, aku ingat aku tidur aja” masih dengan nada yang sama.
“Kamu gak ingat kamu akan pergi?” tanyaku.
“Loh ada-ada aja. Mana mau aku pergi darimu” balas dia.
“Terus kamu ingat gak kamu ngata-ngatain aku?” tanyaku lagi.
“Ya Allah aku ngatain apa? ndak lah aku ndak ngatain kamu” balasnya.
“Terus tadi kamu bilang kamu abis telephon mama. Terus mama bilang suruh udahan aja” tanyaku makin penasaran.
“Ya enggaklah, jam segini mama udah tidur. Masa iya aku telephon mama” jawabnya.
“Kamu kesurupan?” tanyaku heran.
“Enggak tahu, tapi kepalaku sakit banget ini” alasannya.

Aku yang bodohnya pada awalnya aku percaya. Tapi setelah itu aku pikir ulang. Logika gak kayak gitu?

Keesokan harinya, lusa tepatnya, aku keluar dengannya lalu aku tanyakan ke dia. Dia ada beberapa hal yang ingat. Lantas bagian mana yang kesurupan? Haduhh.. penipu ulung.
Saat malam itu aku suruh ingat, dia berdalih “Kalau disuruh ingat-ingat ya bisa, tapi ini kepalaku sakit banget” katanya.

Halloooooooo…. Setahuku orang kesurupan gak akan ingat apa-apa. Soalnya aku pernah. Dan aku tidak mengingat satupun kegiatanku ketika aku kesurupan.

Kalau menurut kalian bagaimana? Aku yang bodoh atau dia yang bodoh?

Terus, apasih menurut kalian. Ini dia katanya bilang sayang, bilang cinta dan bilang segala macam hal manis. Tapi dia kok mudah sekali sih ngomong pisah?

Padahal masalah juga tidak terlalu besar bahkan tidak penting. Berawal dari pertanyaanku mengenai isi hatinya aja bisa sampai putus. Apa iya aku salah? Tolong jelaskan. Kalau dia iya bilang aku salah, karena cukup sekali katanya “ Kalau sudah aku bilang iya ya iya “

Tapi tolong di garis bawahi. Ketika kamuy pernah berkata “Orang kan gak ada yang tahu, perasaan orang kan bisa berubah-ubah, seperti sekarang ini aku makin kesini makin gak nyaman” ingat kata-katamu itu? Lantas sekarang? Aku salah mempertanyakan itu? Rasamu berubah woi !

SALAH AKU TANYA? TOLONG JELASKAN !! BAGIAN MANA SALAHNYA?!

Kalau memang sekali bilang sayang ya sayang, lantas kenapa kamu bilang perasaan orang bisa berubah? Ah brengsek memang kamu !

Tapi dalam permasalahan ini kita bisa selesaikan. Aku terima semua alasanmu, aku terima kamu. Meskipun aku tahu, kamu sedang mengambil peran sebagai penipu.


Percuma, hanya aku yang mempertahankan. Sementara kamu? Di otakmu hanya ada pergi dan pergi. Silahkan !


Comments

Hanya ada beberapa syarat buat komentar :
1. No Sara
2. No Link Aktif
3. No-mor HP atau Pin BB juga boleh
Yang point ketiga exc cowo tidak dianjurkan
EmoticonEmoticon