Dia, temanku. Terlihat bodoh
karena cinta. Ini tentang Dia, temanku. Dia sedang jatuh dalam cinta. Tentu
kalian tahu, cinta itu suka dan duka. Dua hal yang tidak pernah terpisahkan.
Jika dalam ceritaku sebelumnya aku menceritakan Dia yang terluka karena cintanya
pada Mawar. Kini akan aku ceritakan detail ceritanya. Mungkin tidak sedetail
kenyataannya, tapi seperti inilah ceritanya.😯😯
Sesudah pertemuan pada sore itu,
Dia merasa jatuh dalam cinta, dalam bahagia akan indahnya manusia ciptaanMu
Tuhan. Wanita itu, memang baik. Wajah yang lucu dan tutur kata yang lembut
membuat Dia merasa wanita itulah yang Dia cari, dan saat ini adalah waktunya
untuk Dia mendapatkan semua itu.
Saat itu ….☺☺
Dia mencoba menghubungi Mawar 👩,
wanita itu akan menjadi pengisi acara dalam program kegiatan KKN di tempatku.
Aku sendiri tidak tahu siapa wanita itu, wanita yang saat ini diberikan nama
oleh Dia dengan sebutan Mawar. Kala itu
cuaca Kota Malang diguyur hujan, sementara Dia masih menghitung detik demi
detik untuk memastikan Dia tidak terlambat untuk bertemu Mawar.
Pada hari sebelumnya Dia telah
menghubungi Mawar untuk bertemu. Pertemuan itu sengaja hanya untuk membicarakan
program kegiatan yang akan diisi oleh Mawar. Tak terbesit dalam benakku juga
kalau pada nantinya Dia akan menemui Mawar. Karena aku rasa, aku sebagai ketua
pelaksanapun cukup lewat chat untuk memastikan Mawar mau menerima atau menolak
untuk menjadi pengisi acara dalam kegiatanku.
Dia memilih untuk menemui Mawar
dan membicarakan segala sesuatu mengenai acara yang akan Mawar isi secara
langsung. Karena menurut Dia, tidak etis rasanya meminta tolong kepada orang
tanpa harus bertemu sebelumnya. Dia meminta waktu luang kepada Mawar utuk
bertemu dengannya. Setelah proses tawar menawar waktu, ditemukanlah kesepakatan
antara Dia dan Mawar untuk bertemu hari Sabtu siang jam dua di gazebo yang letaknya terdapat dikampus Mawar. Kampus Dia
dan Mawar berbeda.
Saat itu jam dua siang, dan hujan
masih nyaman mengguyur bumi Arema. Masih menurunkan air dengan rintik hingga
tak terdengar suara hujan dari dalam kamar. Ternyata hujan masih membasahi
bumi. Aku kira juga waktu itu hujan cukup lama tak kunjung redah. Hingga pada akhirnya hujan
berhenti menurunkan air ke bumi.
Lalu Dia memutuskan untuk
menghubungi Mawar,
“Sekarang ya? Masih hujan gak di
kosmu?” tanya Dia pada Mawar melalui BBM.
“Iya gak papa, yasudah aku siap2
mau berangkat” Jawab Mawar singkat.
“Oke, kabarin ya kalau mau
berangkat” balas Dia.
Seketika Dia langsung menuju
kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Lalu sebelum berangkat Dia sempatkan
untuk menunaikan kewajiban sebagai seorang muslim sholat ashar.
Setelahnya Dia langsung berangkat
menuju tempat dimana yang telah disepakati antara Dia dan Mawar.
“Kamu dimana?” pesan singkat yang
Dia kirimkan ke Mawar.
“Aku di Gazebo ini” Jawab Mawar.
“Sebelah mananya? Ini aku boleh
masuk? Motorku gak ada stiker kampusmu.” Tanya Dia kepada Mawar.
“Udah masuk aja gpp kok.” Jawab Mawar.
Setelah yakin Dia bisa masuk ke
kampus tanpa harus memiliki stiker, langsung dia menuju ke gazebo dekat dengan
fakultas kedokteran.
Sesampainya disana, Dia merasa
bingung, harus diparkir dimana motornya.
“Kamu dimana? Aku parkir motor
sebelah mana ini?” tanya Dia pada Mawar.
“Kamu sebelah mana, biar aku
samperin” Jawab Mawar.
“Aku didepan parkiran, motor
hitam, helm hitam jaket hitam” Jawab Dia.
Beberapa menit kemudian muncullah
wanita itu. Mawar
“Maaf, mas Dia bukan?” suara yang
muncul dari belakang punggung Dia.
“Oh iya, Mawar?” Tanya Dia.
Setelah berbasa basi akhirnya Dia
dan Mawar menemukan tempat parkir dan akhirnya merekapun duduk bersama dibawah
gazebo. Disana mereka membicarakan konsep kegiatan yang akan dilaksanakan
hingga seperti apa nantinya Mawar akan mengisi acara.
Lama mereka saling berbicara,
hingga tak sadar mereka membicarakan hal-hal diluar konteks kegiatan. Ternyata Dia
memiliki teman yang teman itu adalah teman Mawar juga. Ternyata dunia itu
memang sempit ya. Berbicaralah akhirnya, dan ternyata teman Dia dan Mawar itu
pernah menjalin kedekatan antara Dia dan teman dari Dia dan Mawar itu. Terlalu
panjang dan rumit ya. Akupun yang mendengar cerita ini juga bingung, menulisnya
pun cukup membingungkan harus seperti apa.
Waktu yang harus memisahkan Dia
dan Mawar. Awan yang mulai menggerutu dengan mendungnya. Memaksakan mereka
sesegera mungkin mengakhiri pertemuan pertama mereka. Karena menurut Ramalan
Dia, hujan akan segera mengguyur kembali. Ternyata bakat meramal Dia benar. Dia
sampai di kos, dan saat itu pula hujan mulai turun membasahi pertemuan mereka.
“Kamu kehujanan?” Tanya Dia dalam
obrolan BBM.
Beberapa menit kemudian, barulah
ada balasan dari Mawar.
“Iya kehujanan” Balas Mawar.
Dari situlah mereka memulai
percakapan lebih dari sekedar teman. Bahkan mungkin ini adalah salah satu
pertanda mereka memulai awal cerita kisah ini. Cinta, rasa yang selanjutnya
dirasakan Dia. Entah Mawar, Dia dan akupun juga tidak tahu. Terbalaskan dengan
senyuman atau kesedihan yang mendalam? Egois rasanya harus menjawab sekarang. 💕💕