Rio de janeiro, kemarin sih sempet jadi tuan rumah olimpiade
yang keberapa aku lupa. Hehe, nah yang mau aku omongin sekarang bukan masalah
olimpiade, atau berapa banyak medali emas yang diraih oleh pahlawan olahraga
kita. Tapi mau mengulas sedikit mengenai rumah warna warni yang ada di Indonesia,
yang memang terinspirasi dari yang sudah ada lebih dahulu di Rio De Janeiro.
Sebenarnya sih terlebih dahulu sudah ada di Yogyakarta sejak
tahun 2015, menurut sumber yang aku baca di http://www.tribunnews.com/regional/2015/04/20/rumah-di-kampung-code-jogja-dicat-warna-warni-mirip-di-brasil
tepatnya di daerah Kampung Code Utara RT 01 RW 01 Kota Baru, Gondokusuman, Yogyakarta.
Rmah warna warni di Yogyakarta, Sumber : http://www.tribunnews.com/regional/2015/04/20/rumah-di-kampung-code-jogja-dicat-warna-warni-mirip-di-brasil |
Tapi mungkin memang kalah tenar dengan yang baru saja muncul
dari Kota Malang, di daerah Jodipan. Yang lokasinya terletak sekitar 1 Km keutara
dari stasiun kota Malang.
Menurut hasil wawancaraku dengan tour guideku yang sebelumnya sempat mewawancarai penduduk sete,pat,
bahwa semua ini bermula dari gagasan mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang,
Jurusan Sistem Informas. CMIIW.
![]() |
Tembok Legendaris (hits) |
Dana yang digunakan dalam proses pengecatan berasal dari
sponsor sebuah produk cat tembok, entah apa aku lupa nama produknya. Untuk
deretan rumah yang ada disebelah selatan merupakan dana dari produk cat tembok,
sementara sisi sebelah selatan dari pemerintah Walikota Malang melalui abah
Anton.
Dan dari hasil kunjunganku kesana, ada beberapa hal yang
menarik yang bisa diulas.
1.
Lahan parkir yang kurang, menurutku sih memang
belum ada lahan parkirnya. Karena sewaktu aku kesana parkir kendaraan bermotor
dilakukan di atas trotoar. Tentunya itu sudah melanggar hak dari pejalan kaki. Ditambah
lagi didaerah tersebut merupakan daerah yang padat kendaraan bermotor. Ditambah
lagi dengan adanya lalu lalang keluar masuk wisatawan Jodipan, semakin menambah
masalah kemacetan disekitar daerah tersebut. Sepngelihatanku, aku tidak
menemukan dimana lahan parkir untuk kendaraan beroda empat. Jadi mungkin
kedepan melalui pemerintah yang berwenang untuk segera mengatasi masalah lahan
parkir. Karena memang sangat potensial Jodipan menjadi salah satu destinasi
wisata di Kota Malang.
2.
Retribusi, tidak ada kejelasan. Ketika pertama
kali masuk ke daerah Jodipan. Tidak aku temukan dimana ada tulisan “Loket”
kalau memang ada pasti juga tidak masalah kalau dikenakan tarif untuk masuk. Tapi
waktu itu yang ada tiba-tiba dua ibu-ibu datang menghampiri sambil mengulurkan
tangannya dengan lembaran seperti tiket masuk. Entah itu memang sudah menjadi
ketentuan dari pihak terkait atau memang inisiatif warga sekitar untuk
mengenakkan tarif masuk. Tapi aku pernah baca, kalau Abah Anton selaku Walikota
Kota Malang menyatakan bahwa masuk ke wisata rumah 3D Jodipan itu gratis. 1.
Menurut yang aku baca juga di http://nasional.news.viva.co.id/news/read/812880-masuk-kampung-warna-warni-tak-gratis-lagi
bahwa memang retribusi itu diberlakukan sejak 22 Agustus 2016, dengan
pengalokasian dana yang terkumpul untuk biaya perawatan cat. Sementara walikota
melarang hal tersebut dilakukan karena dana yang digunakan dalam proses
pengecatan adalah dana sosial. Walikota Malang pun akan memikirkan bagaimana
cara agar ada dana untuk melakukan biaya perawatan.
.
3.
Sampah, iya masih ada beberapa sampah yang
mungkin itu ulah pengunjung, atau warga sekitar. Belum bisa aku memastikan
hehe. Tapi aku menemukan sebuah sampah bekas es krim yang di selipkan diantara
lubang tembok. Ayolah, mari kita jaga tempat-tempat keren itu dengan tidak
membuang sampah sembarangan. Di Jodipan juga sudah disediakan banyak sekali
tempat sampah kok.
Ya semoga kedepan bisa lebih bagus lagi. Soalnya masih ada
beberapa deretan rumah yang masih dalam proses pengecatan. Hehehe dan over all
sudah bagus menurutku. Warga sekitar juga ramah-ramah. Ditambah lagi dengan
kehadiran wisata rumah 3D ini bisa membantu ekonomi warga setempat. Terbukti dengan
banyaknya warga setempat yang menjadikan rumahnya sebagai tempat jual makanan
dan minuman ringan. Bahkan ada yang menjual oleh-oleh kaos dengan gambar rumah
warna-warni Jodipan.
Oh ya, biaya total yang dibutuhkan selama di Jodipan Cuma Rp.4000,-
dimana Rp.2000,- Tiket masuk dan Rp. 2000,- buat parkir motor.
Yang belum kesana, silahkan kesana. Lumayan bisa melihat
warna warni indahnya dunia. Siapa tahu nemu jodoh orang situ. Muehehe
akhirnya gak nulis melow melow wkwkwk
ReplyDeletebtw itu kok udah d gambar gambar seh, aku gak suka deh huuuf
bukan sistem informasi bah tapi ilmu komunikasi umm hehe
Eh iyo lali ya Allah iku kwkwkww iling jurusane koncoku kaajakakakak
DeleteWaktu main ke malang belum ada ginian nih, tandanya mungkin harus main kesana lagi kali ya biar bisa foto di tembok legendaris... Hahaha
ReplyDelete