Aparat tak Bermoral - Bahrul.com

Friday, 8 April 2016

Aparat tak Bermoral

April, bulan ke 4 dari 12 bulan yang ada dalam satu tahun. Dan bulan ke-5 sebentar lagi juga akan datang. Dimana akhir dari semester 6, Praktik Industri pun sudah menanti. But sampai detik ini aku masih belum menerima surat balasan dari pihak Semen Gresik. Tapi sudah ketrima sih, kan aku nitip sama temen ayahku. Cuma tinggal nunggu surat balasannya doang sih. Ya semoga sesegera mungkin dibulan ini sudah ada balesannya. Jangan lama-lama, cukup hanya nunggu balesan chat mu aja yang lama. Ini jangan ikutan lama juga please.  Iya kamu…

Dijalan waktu abis ketilang hahah. Sempet bikin ngakak sendiri sih.


Well, sekarang posisi sedang berada dikota asal, Tuban. Berhubung kamis terakhir kuliah sementara jumat, sabtu, dan minggu tidak ada kegiatan yang berarti. Besok sabtu juga mau ada acara keluarga dikota kelahiran, Gresik. Banyak banget ya, dari kota asal sampai kota kelahiran bahkan kota perantauan, Malang.

Kemarin pagi dimana saat aku mau pergi ke kampus. Saat sedang memanaskan perasaan, eh bukan tapi memanaskan mesin motor. Aku melihat dari kaca rumah tetangga, ternyata lampu motorku tewas tak berdaya dengan luka menghitam seperti terbakar. Dan fix lampunya minta diganti.

Sebenernya sih Cuma lampu yang jarak jauh pada hari sebelumnya yang gosong. Jadi aku biarin aja masih males buat ganti. Eh malah kemarin pagi ikutan tewas lampu yang jarak dekat. Padahal aku kan siangnya akan balik ke Tuban. Rencananya sih sehabis ngampus aku mau benerin dibengkel terdekat. Eh tapi itu Cuma niatan belaka tanpa ada realisasi yang nyata.

Karena hari sudah siang, aku putuskan langsung berangkat menuju kota Tuban tanpa terlebih dahulu aku memperbaiki lampu motorku. Sebenernya sih was-was banget, karena anda patut was-was sebelum nonton was-was. Eh bukan, tapi was-was ketilang gegara belum ganti lampu motor.

Pikirku sih gpp bakalan aman-aman aja meskipun lampuku mati. Karena masih ada lampu kecil warna merah yang masih menyalah. Karena sepanjang jalan dari Malang, Pasuran masih aman-aman aja. Yang artinya sebentar lagi tepatnya selepas aku memasuki kota sidoarjo, mungkin 2 KM an kemudian ada seonggok makhluk astral berpakaian hijau stabilo dengan memakai helm + masker. Ah mungkin itu pengemis pikirku. Dan ternyata itu aparat jahannam yang tugasnya sudah beralih menjadi petugas peminta-minta.

Gambar (1)

Dari kejauhan sepertinya motorku sudah dilihat dengan mata piciknya. Dan memang benar, akhirnya itu aparat peminta-minta sepertinya akan minta sumbangan dengan paksaan.

“Minggir mas minggir” seru seorang petugas peminta-minta.
Ya aku minggir lah, daripada kabur nanti malah kejar-kejar an udah kayak main GTA aja.
“Lampunya kenapa gak dinyalakan mas?” Tanya petugas yang sok bijak padahal bangsat.
“Barusan kebakar pak, tuh liat aja luka menghitam disekujur tubuhnya. Masih belum sempet ganti buru-buru mau balik rumah” tegasku pada oknum bangsat.
“Ya sama aja mas, coba saya lihat surat-suratnya” pinta oknum.
“Surat cinta apa surat kematian kagak sekalian?” enggghhh
“Silahkan masuk kedalam mas, jelaskan pada komandan”

Dan didalam pos yang kesannya seperti tempat melakukan transaksi kotor jual beli harga diri.
Aku yang ngelihat, ternyata ada yang ketilang karena gak bawa SIM, STNK dll. Aku pikir sih aku ngelanggar sih iya, tapi mau gimana lagi orang dari sepanjang jalan tadi belum nemu bengkel yang pas. Ada tapi abal-abal kan juga males buat ganti lampunya. Lagian tuh lampu mati bukan kehendakku, tapi kehendak yang kuasa buat memanggil roh dan jiwa-jiwanya.
“Gimana-gimana bos? Apa pelanggarannya ?” Tanya seorang petugas yang kayaknya sih ini bosnya.
Aku sih mikir, ini polisi atau tukang jualan nasi ? nanya kayak begituan udah kayak “Gimana mas? Tadi makan apa aja ? lauknya apa ? minumnya apa ?”
Lah ini nilang malah bukannya ikut keluar tapi malah didalam pos. jelas banget kalau kerjaanya Cuma bagian kasir. Pfftttt hina banget. Gak sebanding dengan pangkat yang ada dibahu kalian bos. HINA !
“Lampu mati !” balesku dengan ketus.
“Oh rumahnya Jenu, langsung sidang ya” Omong kosong oknum yang jadi bos.
“Hallah pak kelamaan, rumahku jauh. Berapa wes ?” Tanyaku judes lagi.
“Yaudah sini 50rb.” Polisi itupun menjawab
“Lah pak, duitku tinggal segini” sambil aku bukain tuh dompetku.
“Kalau tidak ada 50rb yasudah sidang” jawabnya lagi tuh polisi.
“Oke, tunggu aku ke ATM” jawabku
“ATM mu apa ?” Polisi tersenyum sumringah mau dapat uang
“BNI” jawabku
“Yasudah disitu ada ATM”  sambil menunjukkan arahnya 

Gambar (2)

Ngggeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeennnnnnnnnnnnnnnnnggggggggggggggggg, bunyi motorku.

Setelah aku ke ATM dan menuju pos polisi itu lagi. Eh masih aja tuh polisi yang bagian ngawasin mana yang ngelakuin kesalahan coba mau nyegat gitu ditengah jalan sambil ngrentangin tangan udah kayak mau ngajakin pelukan atau main titanic-titanic an. Nah lo pikir gue laki-laki apaan.

Langsung aja aku terobos dan gak banyak omong.

“Minggir-minggir” Seru polisi
“YO PAK ! AKU WES KETILANG ! APE MBAYAR” Sentakku
Polisi itupun terdiam, tersungkur dan tersipu malu.
“Ini pak, buruan mana SIM,STNKku” seruku sambil nyodorin duit 50rb
“Namanya siapa?” Tanya polisi
“Bahrul”
“Oh ini ini”

Langsung ambil motor, undurin motor ternyata belakangku ada polisi. Bodo amat dah dia mau ketabrak motorku. Dia Cuma ngomong “eh eh eh”. Bodo amat aku undurin terus tuh motor. Langsung aku gas dan pergi.

Daripada aku ketilang lagi, soalnya di Surabaya makin banyak sekali oknum pengemis seperti itu. Malah lebih gilak lagi, disepanjang jalan banyak banget oknum pakek baju ijo, helm an dan bercadar.
Akhirnya aku putuskan cari bengkel dan ketemu di sidoarjo gak jauh dari tempatku ketilang tadi.

“Pak mau benerin lampu, bisa ?” tanyaku pada pekerja bengkel.
“Oh iya mas bisa” jawabnya

Yaudah akhirnya aku tunggu beberapa saat. Dan ada bapak-bapak juga yang pada saat itu sedang memperbaiki motornya di bengkel itu juga.
Dan akhirnya aku dan bapak-bapak itu ngborol, akupun cerita tentang kejadian apa yang baru saja aku alami itu tadi. Menariknya aku mendapati perkataan bapak itu
“Istri polisi tidak akan gugup kalau dompet suaminya ketinggalan, tapi akan gugup jika peluit suaminya yang ketinggalan”

Yang artinya sih, kalau dompet ketinggalan masih bisa cari uang dijalan. Beda lagi kalau pelutinya yang ketinggalan. Gak bisa dah dapat duit. Gimana mau dapat duit kalau peluitnya kagak ada. Kan jadi gak bisa berhentiin orang kalau gitu. tapi sekarang sih gak perlu peluit juga bisa. Tinggal rentangin kedua tangan. Terus senam deh ditengah jalan. Udah pakek helm, bercadar pakek ijo-ijo lagi.

Ah sudahlahh ~ Lillah hitaalah aku gak ridho uangku meskipun Cuma 50rb. Semoga Allah membalas orang-orang yang berbuat dzolim pada orang lain.

Btw, ada kejadian yang berurusan dengan polisi juga. Aku sih baru taunya tadi pagi gara-gara liat di instagram.




Ya mungkin mereka pikir mereka akan lulus. Jadinya mereka melakukan konvoi dengan corat-coret baju mereka. Naik mobil brohhh, mobil mak bapaknya pasti.

Eh tiba-tiba mereka ditilang. Ada salah satu anak cewe yang gak terima dia ditilang. Namanya Sonya Depari, coba aja cek di instagram. Hits banget tuh anak. Langsung banyak akun klonningan dia.

Nah karena gak terima ditilang, tuh cewe akhirnya komat kamit gak jelas sampai bawa-bawa nama seoarang jendral atau apalah itu pokok petinggi polisi atau BNN lah bodo amat aku gak ngurus.

Dan akhirnya gimanapun aku gak tahu. Yang jelas, dilihat dari peristiwa itu saja sudah jelas. Bahwa hukuman di negara kita ini tumpul keatas tapi sangat lancip kebawah. Dimana orang yang memiliki jabatan tinggi, hukum tidak mempan.

Dengan membawa embel-embel nama seorang petinggi sebagai back nya. Aparat itupun serasa enggan atau senggan banget buat nilang. Dan itu pun sudah pernah aku lihat secara langsung. Dimana temenku sendiri cukup memperlihatkan foto ayahnya yang seorang polisi. Dia bebas dari jerat tilang menilang.

Ah sudahlah, negara ini sepertinya banyak memiliki orang-orang yang tidak bermoral. Dimana uang adalah segalanya. Sudah menjadi rahasia umum juga, mau jabatan tinggi uanglah yang berbicara. Mau jadi polisi ? tentunya ada uang dibelakangnya. Meskipun tidak semua seperti itu.

Dengan teori dimana uang saya harus kembali, disitulah akibatnya timbul perilaku oknum-oknum bermental pengemis. Dengan meminta-meminta uang yang bukan seharusnya dia lakukan karena bukan operasi resmi.

Kalau ini diteruskan sampai nanti, gimana generasi muda kita ? apakah akan terus seperti ini ? Negara kita bisa-bisa dijajah, dijajah dengan orang kita sendiri. Mereka yang memiliki jabatan-jabatan. Persetan dengan mereka.

Sumber gambar (1)
Sumber gambar (2)

15 comments

  1. gue dan teman gue juga baru beberapa minggu yg lalu ditilang. masalahnya tilangnya ngak merata.. main pilih seenak jidatnya polisi.

    ReplyDelete
    Replies
    1. ya begitulah aparat dinegara ini. Walaupun aku tahu tidak semuanya seperti itu :)

      Delete
  2. ancem saja action cam rul amfuhhh

    ReplyDelete
  3. bahruuul, aku juga pengen magang di gresik di petro.. tapi, yasudahlaaaah *edisicurhatsamabahrulsiapatausodaranyaadayangdipetrokimia*

    padahal udah cerita lampunya mati, ngono gak dibenerin.
    itu sih kamu juga salah rul, hehehe

    jadiin pengalaman ya, kalo nunda-nunda pekerjaan itu gak baik :p

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahahah iya sya aku yang salah nunda-nunda :( termasuk nunda punya momongan #eh

      Delete
  4. Miris sekali melihat kelakuan anak sekolah jaman sekarang, belum lulus sudah main corat2 kan belum tentu lulus, dari pada bajunya itu di corat2 mendingan di kasih aja sama tentangga atau saudara kan itu lebih baik dari pada corat2 tidak ada gunanya dan tidak ada untungnya.

    ReplyDelete
  5. Pernah kena razia pas perjalanan ke Bandung eh tapi nggak jadi kerazia soalnya yang bawa motor bawa surat dan sim lengkap akhirnya polisi itu mengizinkan untuk melanjutkan perjalanan haha. Dewi fortuna sedang berpihak kepada kami waktu itu xD

    ReplyDelete
  6. anu....
    males dan nunda ganti lampu motor ujungnya begitu, apalagi kalo nunda skrip..........

    ReplyDelete
  7. Sabar bang! Hahaha :))

    -jevonlevin.com

    ReplyDelete
  8. gue waktu itu pernah salah ambil jalur, kena tilang. Karena gue biasa naro duit di bawah jok kursi dan yang ada di dompet cuma goceng, ya udah gue kasih goceng, bapaknya awalnya nolak tapi mau gimana gue bilang cuma ada goceng. eh diambil gocengnya. Dia ga mikir kalo gue beneran cuma ada goceng, tiba-tiba ada apa gitu di jalan, gue ga punya duit sisa lagi. goceng kan lumayan buat naik angkot sekali jalan walau goceng jumlah yang gak bisa terlalu diandalkan sih. gilaaaa GOCEEEEENG gue diembat juga. parah!

    ReplyDelete
  9. Teladan buruk yang tak patut ditiru.. Ngomong-ngomong, gambar + coretan Rp 20 ribu di temboknya itu asli kah. (bukan photoshop)?

    ReplyDelete

Hanya ada beberapa syarat buat komentar :
1. No Sara
2. No Link Aktif
3. No-mor HP atau Pin BB juga boleh
Yang point ketiga exc cowo tidak dianjurkan
EmoticonEmoticon