Ada pepatah yang mengatakan “Malu bertanya sesat dijalan”.
Dan memang apa yang dikatakan pepatah itu benar sekali. Kalau kita ada masalah,
atau apapun itu yang sekiranya memang membutuhkan bantuan orang lain. Maka
janganlah kita sungkan untuk menanyakannya pada orang lain. Kalau malu, gengsi
dan hal semacamnya itu yang menjadi halangan kita untuk bertanya. Maka benarlah
sudah pepatah itu menyebutkan kalau kita akan tersesat jika kita malu untuk
bertanya.
Dalam berbagai hal yang itu kita tidak mengetahuinya, maka
pastilah kita akan melakukan sebuah prilaku yang sangat wajar dan memang harus
dilakukan kita sebagai orang sosial. Yaitu bertanya.
Kita ambil sebuah contoh, misalnya kita sedang ada dalam
perjalanan menuju tempat yang belum pernah kita kunjungi, pastilah kita tidak
akan mengatahui seluk beluk tempat tersebut. Misal kita tidak mengatahui jalan
ditempat itu. Maka pastilah kita akan terdorong untuk bertanya dengan orang
lain. Menanyakan sebuah jalan misalnya, atau menanyakan alamat yang sedang kita
cari.
Tapi hal tersebut dijaman yang semakin maju dengan
teknologinya, bertanya bukan lagi dengan manusia. Melainkan dengan teknologi
yang ada seperti gadget, HP dll. Kemajuan teknologi tersebut dapat kita
manfaatkan untuk menanyakan berbagai hal yang tidak kita ketahui dengan Google,
Sosmed, dll.
Meskipun teknologi memang semakin maju, tapi cara yang masih
banyak dipakai adalah bertanya dengan orang secara langsung atau mungkin bisa
lewat media lainnya. Telpon atau sms atau juga bisa dengan cara mention orang
di akun sosial media. #AskBNI maybe salah satu contohnya.
Pengalaman saya pribadi, sering sekali bertanya dengan orang
sekitar saat saya berpergian ke tempat yang baru. Salah satunya dulu saat
pertama kalinya saya menginjakkan kaki di kota Surabaya.
Tidak tau seluk beluk surabaya, kota yang notabennya adalah
salah satu kota terbesar yang ada di pulau jawa. Tapi saya tetap nekad demi
bisa melihat band idola.
Turun dari bus di terminal Purabaya. Bingung mau naik apa
untuk pergi ke salah satu mall. Kebetulan saat itu saya dan rekan saya ingin
menghadiri konser salah satu band idola. Dan dengan nekadnya setalah pulang
sekolah saat itu masih kelas 2 SMA langsung menuju ke kota Surabaya.
Hanya bermodalkan nekad dan tentunya uang yang gak banyak
seukuran kantong anak SMA. Dan modal kalau gak tahu jalan ya tanya dengan orang
sekitar. Karena saya tahu orang Surabaya pasti sudah sering sekali mengalami
moment “Pak, Buk. Kalau mau ke kampus ITS lewat mana ya ?”. dan saya semakin
yakin tidak akan tersesat di kota Surabaya meskipun saya sama sekali belum
pernah ke Surabaya sebelumnya. Masih banyak orang sekitar yang akan membantu.
Tapi tetap hati-hati, karena tidak semua orang memiliki niat yang baik. Itu
pesan dari orang tua saya ketika saya akan berangkat ke Surabaya.
Alhasil saya akhirnya sampai juga di Tunjungan Plasa tepat
pada waktunya, satu jam sebelum Last Child
band favorit saya tampil diatas panggung. Itu semua tidak lepas dari peran
orang sekitar yang membantu saya bisa sampai pada tempat tujuan.
Ada kejadian juga yang disebabkan karena saya tidak bertanya
dahulu sebelum mengambil keputusan.
Kejadiannya waktu itu saya sedang menginginkan sebuah kamera
SLR. Dengan uang yang sangat minim, tapi berharap mendapatkan kamera yang
bagus. Salahnya saya waktu itu tidak bertanya pada google. Kenapa saya harus
tanya google ? Ya karena waktu itu saya sebagai orang baru di kota Malang. Kota
yang sampai detik ini menjadi tempat menuntut ilmu.
Layaknya orang yang terasingkan, dengan jumlah teman yang
minim juga. Hanya ada beberapa teman yang berasal dari kota asal. Dan dari
beberapa teman itu hanya 1 yang bisa saya ajak diskusi mengenai kamera. Dan atas
saran dia juga, akhirnya saya memutuskan untuk membeli kamera di salah satu
mall di Malang.
Malam itu kira-kira selepas sholat isya’. Saya memutuskan
langsung ke Malang Town Square dengan teman saya. Disitu ada beberapa toko
kamera. Semua kita masukin, dan harga dari kamera tersebut tidak sesuai budget.
Tapi ada 1 toko yang sesuai dengan budget. Akhirnya saya masuk ke toko tersebut
setelah saya pikir-pikir sebelumnya antara toko yang satu dengan yang lainnya.
Didalam toko kamera tersebut saya ditawarkan 2 jenis kamera.
Yang pertama adalah kamera SLR yang lensanya bisa dilepas. Yang keduanya adalah
kamera semi SLR yang lensanya tidak bisa dilepas dari kameranya.
Waktu itu harga kamera yang pertama adalah 4 juta sekian. Sementara
kamera yang kedua hanya 3 juta sekian. Dan saya hanya memiliki budget 4 juta
sekian. Cukuplah kalau untuk membeli kamera yang pertama.
Dengan antusias yang menggebu-gebu. Penjualnya memberikan
informasi dengan detail dan spesifikasi dari masing-masing kamera. Hingga dia
sepertinya mencoba meyakinkan saya dengan kamera yang kedua. Yakni kamera yang
lensanya tidak bisa dilepas dari kameranya.
Karena waktu itu memang saya membeli kamera hanya untuk
belajar, maka benarlah kalau penjual mengatakan sebaiknya membeli kamera yang kedua.
Dengan dalih, kalau kamera yang pertama nanti akan cepat rusak dan perawatan
kameranya yang juga susah. Dari alasan berjamur lensanya hingga harga lensa dan
cakupan jarak dari lensanya itu sendiri.
Akhirnya saya putuskan saya membeli kamera yang kedua. Karena
memang kamera yang kedua sesuai dengan kebutuhan saya yang hanya digunakan
untuk belajar mengenai fotografi. Namun tentunya saya sempatkan sebelum
mengiyakan untuk membeli kamera tersebut saya berdikusi dengan teman saya itu
tadi.
Dan terbelilah kamera yang kedua, yakni kamera semi SLR.
Sesampainya dikos an, layaknya orang yang baru saja memiliki
hal baru. Saya coba foto sana sini. Foto botol air mineral, kipas angin dan hal
lainnya yang ada didalam kamar kos waktu itu.
Sampai akhirnya terlintas dipikiran saya untuk mencoba
bertanya pada “Mbah” Google. Hal yang sebelumnya tidak terlintas dipikiran saya
sebelum membelinya.Saya ketik keyword dikolom penelusuran mengenai Merk dan type
kamera yang telah saya beli. Dan betapa terkejutnya ketika melihat harga yang
muncul di internet. Harganya hanya 1 juta sekian, dan saya harus membayarnya
ditoko tadi dengan harga 3 juta sekian.
Dari situlah saya menyimpulkan, bahwa saya sudah ditipu. Karena
saya penasaran maka saya lihat lagi nota pembelian kameranya.
Benarlah didalam nota tertulis Rp.1.350.000,- dengan
keterangan harga kamera. Sementara dibawah kolom harga kamera adalagi kolom
namun tidak memiliki keterangan dengan nominal disampingnya adalah Rp. 2.xxx.xxx,-
Ternyata tidak selamanya penjual itu baik. Mereka ada yang
manis didepan kita, tapi sebenarnya ada hal pahit dibelakang kita yang dia
sembunyikan. Biarlah Tuhan yang membalasnya, saya hanya mendoakan semoga Tuhan memberikan
kebaikan untuknya. Karena saya percaya rezeki Tuhan yang mengatur.
Dari kejadian itu, saya bisa ambil sebuah pelajaran
berharga. Dimana untuk mengambil sebuah keputusan atau apapun itu. Sebaiknya dipertimbangkan
lebih matang. Bertanya pada ahlinya, jangan hanya dengan satu atau dua orang. Kalau
bisa semakin banyak yang kita tanyain, tentunya kita akan semakin banyak
memiliki refrensi mengenai apa yang sedang kita hadapi.
Gunakan semua hal yang ada. Dari bertanya kepada orang
secara langsung, ataupun dengan media sosial yang ada. Gunakan juga tekonologi
yang ada di smartphone kita untuk memudahkan kita. Atau bisa dengan bertanya
dan meminta pertimbangan pada “Mbah” Google, disitulah semua pertanyaan kita
akan terjawab. Kecuali kita menanyakan jodoh, mungkin google tidak bisa
membantu merubah nasibmu. Hehehe
Karena memang Malu
bertanya maka akan sesat dijalan. Berbanding terbalik jika kita Mau bertanya
maka kita tidak akan sesat dijalan. Terapkan prinsip itu dalam kehidupan,
karena kita semua membutuhkan arahan dan bimbingan dalam hidup. Agar kita tidak
tersesat dijalan yang salah.
ah saya sob nanya ama hape engga dijawab-jawab, kayak gini "hape, udah makan belum?" "hape, gimana kabarnya sehat?". dia malah diem sob, gimana tuh??
ReplyDeleteitu pas nonton konser last child, ada berapa jumlah penontonnya?
itu bukan saya loh yang jula kameranya, lagian juga kalo itu saya pasti saya jual dengan harga 5 juta ke atas
Yang bego bukan hapenya mas --' Mungkin sampean hahaha :p
Deletega kepikiran ngitung beraapa penontonnya mas. Pokok joget aja
Wah penipu kelas kakap nih wkwkwk
Kalau sekarang pepatahnyya diganti bang. Nggak tanya mbah google, bisa ketipu... :D
ReplyDeleteYang terpenting masih ada kata "tanya" hehehe So far biar ga tersesat dijalan yang salah, tanyalah sama ahlinya. Heheh
Deletehaha sorry bro, tadinya gue mau komentar serius nih, tapi abis baca rule komentarnya ilang semua,
ReplyDeleteapa apaan tuh point nomor tiga hahaha modus banget lu bro
Yaelah hahah namanya juga usaha bro wkwk
Deletebahrul pernah kena tipuu ya? i'm sorry to hear that :((
ReplyDeletetapi gak selamanya gadget bisa ditanya dan benar kok, pernah tanya ke google maps tapi daku malah disesatin. haha
Ya Sya dulu awal-awal maba :( Kan sedih ditipu 2 jetong haha
DeleteMungkin GPS mu yang salah sya. Coba d benerin deh, aku dulu pernah salah kok GPS nya wkwk
Dari pada repot nanya-nanya atau pake gugel, mending ikutin kata hati aja.. Terjamin kok. Terjamin tersesat. *eh :D
ReplyDelete-jevonlevin.com
Bolehlah hahah yang penting kamu masih mau bertanya hahah jangan nekad ntr ketipu kek aku wkwk
DeleteNjiiiirrr untung yang didapet dari si penjual kamera dua kali lipat gitu yak. Gue pasti nangis kejer terus ngomel ke Mbak-Mbaknya tuh kalo digituin. Harusnya lo tanya dulu ke Mbaknya, Ul, itu kok yang Rp.2jt sekian nggak ada keterangan jelas? Parah .___.
ReplyDeleteHahaha di ikhlaskan aja lah Dev, Bukan rejekiku mungkin wqktu itu hehee. Tuhan tau dan Dia maha segalanya termasuk mengatur masalah rizki.
DeleteSaya suka banget tanya di si Mbah. Selain infonya tepat dan akurat, juga gak ngabisin waktu. :D
ReplyDeletebener tuh hehe. Yang penting kalau gatau usahain tanya deh daripada dapat nasib buruk kayak aku huhu
DeleteSetuju! Setuju karena "bertanya jangan satu atau dua orang". Kalau nanya ke orang-orang itu terus, bisa-bisa ngomel itu orang hahaha dan hasil disuruh "cari gugel". Kan kampret x))
ReplyDeleteHahhahha :D bner banget mas heheh. Bertanyalah, kan gratis. Tp klo google pakek kuota loh ya hehe
DeleteItu penjual kameranya kok sadis bener yak ambil untungnya, 2 kali lipat bos! antara nota sama harga yang sebenarnya tak sesuai kenyataan, sedih nelangsa,....
ReplyDeleteTega benar ya itu penjual menipu begitu -__-
Sedih banget mas. Tapi udah kejadian mau gimana lagi ? hehehe Allah gak tidur kok. InsyaAllah ada gantinya hehe rejeki sudah diaturNya
Delete