Siang itu aku selesai ujian
sekolah, pulang lebih cepat daripada hari-hari biasa. Untuk pulang kerumah juga
masih sangat terlalu pagi, saat itu jam tangan KW ku menunjukkan pukul 9 pagi.
Kalau pun aku pulang saat itu, mungkin dirumah juga tidak melakukan hal apapun.
Aku duduk ditempat parkiran motor . Bercengkrama dengan teman-teman,
menceritakan ujian yang telah terjadi saat itu. Ada yang masih mempermasalahkan
jawaban dan ada pula yang ketakutan akan hasil jawabannya. Aku hanya ikut
mengiyakan aja untuk mengisi peranku dalam obrolan mereka. 20 menit selesai
bercengkrama, satu persatu teman-temanku mulai pergi meninggalkanku sendiri,
hanya tersisa beberapa motor milik teman-teman lainnya.
Aku ambil kunci motor di tas dan
aku lanjutkan menyalakan motorku bergegas pulang kerumah. Beristirahat, karena
esok ujian masih berlanjut. Aku keluar dari depan gerbang sekolah, sampai saat
aku ditengah-tengah perjalanan pulang ada lampu merah, yang aku kira masih
berwarna hijau. Jadi aku terus melaju belok kekiri ke arah rumahku. Selain itu
dipikiranku jika aku belok ke kiri tidak akan beresiko besar dibandingkan jika
aku belok ke kanan akan berbahaya.
Tapi saat aku berjalan
membelokkan motorku aku melihat 2 orang polisi yang sedang mencari mangsa.
Ibarat kucing, aku lah ikan segarnya. Yang enak sekali jika disantap pagi itu
juga. Sudah seperti kucing yang kelaparan, polisi tadi langsung melihat ikan
segar. Aku yang tergupuh gupuh saat itu pun seketika ingat perkataan papahku.
“Kalau ada polisi mencari makan, pura-puralah kamu berhenti ditoko untuk beli
sesuatu”. Karena kegugupanku, alhasil aku berhenti mendadak dan pesan papahku
pun gagal aku jalankan. Yups mission failed.
“Woi kamu, ngapain ?” sambil
cengengesan seperti melihat ikan segarnya yang sudah tidak berdaya, satu polisi
menghampiriku.
Sementara aku yang berhenti
mendadak karena kegugupanku, dan ketakutanku dengan kucing lapar. Hanya bisa
menjawab “Mau beli bensin pak”.
Polisi yang sudah tahu gelagatku,
dia tidak percaya begitu saja. Dia mendekati aku dan memberitahukan kesalahanku.
“Ayo sini ikut saya”. Kucing kelaparan itupun mendapatkan
mangsanya. Dan aku hanya ikut begitu saja. Seperti terhipnotis oleh pencuri
yang menggunakan Gendam.
“Kamu salah karena tidak mematuhi rambu-rambu lalu lintas, Mana SIM mu
?” Tanya kucing
kepadaku, dan aku hanya bisa menggelengkan kepala. Karena
saat itu aku baru berusia 17 tahun pas banget di bulan April. Jadi masalah
surat-surat aku masih belum memiliki. KTP pun masih proses pembuatan saat itu.
“Oke ini saya tilang, sidang hari rabu di Pengadilan”. Dan aku
mendapatkan surat tilang untuk yang kedua kalinya.
Sesampainya dirumah, aku sms
orang tuaku. Papahku langsung bilang kalau besok langsung dibuatin SIM dan
ambil STNK ku yang ditahan.
Setelah itu aku langsung
mencurahkan keluh kesahku di Twitter, yah dimana kalian bisa nyampah sesuka
hati. Ditambah lagi saat itu followerku baru 100 orang saja.
“polisi bangs*t, dasar kucing
kelaparan, polisi gatau etika” yah itu aku lakukan, walaupun sebenarnya aku
yang salah karena aku menerobos lampu lalu lintas. Tapi saat itu memang
lampunya masih mengijinkan aku untuk lewat, warnanya masih kuning dan aku
berhati-hati. Tapi apa boleh buat kehati-hatianku berbuah surat tilang.
Followerku baru 100 tapi mereka
semua orang sosmed yang aktif. Diretweet 2 kali oleh temanku, ada juga yang
membalasnya dengan kata-kata sabar. Iya memang aku harus sabar. Dan beberapa
saat kemudian aku menemukan sebuah retweetan yang memiliki kesamaan. Sama-sama
ditilang polisi.
Karena naluri kebencianku dengan
polisi, akhirnya aku ikut menjawab itu status orang. Entah siapa aku juga tidak
mengenalnya. Sejak saat itu lah aku mengenalnya. Rasti, itu nama pemilik
akunnya.
Singkat cerita, dia juga ditilang
oleh polisi, bedanya dia merasa tidak punya kesalahan. Surat-surat juga
lengkap. Tapi dia tetap ditilang. Tapi ada kesamaan, dia juga berkeluh kesah di
twitter. Dan itulah awal perkenalanku dengannya.
Dari situ pula aku memfollow dia,
dan aku memintanya untuk memfollow back. Perkenalanku selanjutnya layaknya anak
muda yang ingin tahu lebih dalam tentang seorang wanita. Aku bertanya nama,
sekolah, kelas dan tempat tinggalnya.
Ternyata dia sekolah di SMA berkelas,
sementara aku hanya SMA yang ada dibawahnya. Aku sering mentionan dengan Rasti.
Dia membalasnya, walaupun tidak seketika itu pula dia menjawabnya. Terkadang
dia membalasnya saat jam dimana aku sudah tertidur pulas. Iya dia sibuk dengan
sekolahnya. Pulang sore, banyak tugas, ditambah lagi saat itu adalah pekan
ujian sekolah. Wajar kalau dia membalasnya cukup lama.
Dikarenakan itu pula lah aku
belum terlalu mengenal dia lebih jauh, karena minimnya kesempatan untuk saling
berkepo ria. Tapi bukannya berkepo ria, karena aku lah yang ber ria ria,
sedangkan dia hanya biasa saja. Dia passif dan lebih terkesan cuek, bahkan
mengacuhkanku. Tapi tidak apa-apa, aku tidak menyerah begitu saja. Entah kenapa
aku pengen sekali bisa mengenalnya lebih jauh. Lebih dari seorang teman.
Mungkin
Oh iya, aku ikut bimbel di sebuha
lembaga pendidikan yang ada dikotaku. Tapi alhamdulillah aku dapat beasiswa jadi
aku tidak perlu mengeluarkan sepeser uangpun. Bimbelnya dimulai setelah aku
pulang sekolah jam 4 sore dan berakhir jam 6 sore. Saat sudah berbunyi bel
pulang, aku bergegas langsung keluar kelas setelah bersalaman dengan tentor
yang mengajarku. Aku berlari menuju parkiran dan langsung menyalakan motorku. Saat
itu baru saja hujan reda, aku sedikit memanaskan motorku. Saat itu pula aku
melihat sosok wanita yang sepertinya aku mengenal dia. Tapi saat itu sudah
malam jadi aku tidak begitu yakin akan sosok tadi itu siapa.
Sesampainya dirumah aku
menyalakan laptopku dan membuka twitter. Ada 2 pemberitahuan terbaru, dan salah
satunya dari dia. Rasti. Dia meminta maaf kepadaku karena akhir-akhir ini tidak akan bisa membalas mentionku. Aku hanya
berfikir, kenapa dia harus meminta maaf, aku bukan siapa-siapanya bukan ?.
Dan aku hanya mengiyakan atas
permohonan maafannya dia. Dengan memberikan pengertian bahwa aku bisa memaklumi
kesibukannya.
Suatu ketika saat bimbelku mengadakan
sebuah pertemuan untuk membahas ujian nasional. Lagi, aku melihat wanita yang
bener-bener aku merasa mengenalnya. Aku kenal dia, tapi aku takut salah orang.
“Apakah dia Rasti? Dia juga
bimbel disini ?” sebuah pertanyaan yang mebuatku dag dig dug an. Kalau pun itu
dia, aku masih belum siap untuk bertemu dengan dia. Takut dia kecewa saat
melihatku.
“Itu siapa sih Rif?” aku bertanya
dengan teman disebelahku, namanya Rifka. Kebetulan dia anaknya Hitz jadi dia
mungkin mengenalnya.
“Yang mana ? Yang kerudung Ungu
itu ?” tanyanya dia balik kepadaku.
“Iya itu Rif, siapa ? kenal gak
kamu?”.
“Itu Rasti, kenapa ? kamu suka
?”.
Ternyata benar dugaanku selama
ini, wanita itu memang dia. Orang yang selama 2 bulan ini membalas pertanyaan
bodohku di twitter. Aku tidak berani menyapanya, tidak untuk sekarang.
Mungkin
aku perlu persiapan lebih. Aku takut dia kecewa dan aku takut gagal. Gagal
mendekatinya.
Setelah kejadian itu, aku
berusaha menutupi kalau aku tahu siapa dia. Aku berpura-pura masih tidak pernah
bertemu dengan dia. Seperti biasa obrolan di twitter pun hanya membicarakan
masalah sekolahnya dan aku. Setidaknya dia sekarang mulai bertanya, mulai ingin
tahu tentang aku.
Beberapa minggu setelah itu,
lembaga pendidikan yang aku ikuti pun mengadakan suatu study campus. Dan
berhubung aku tidak pernah tahu, kampus itu seperti apa. Aku memutuskan untuk
ikut serta dalam acara tersebut. Dikelasku hanya aku dan wakil ketua kelas yang
mengikuti, sementara yang lainnya lebih memilih untuk tidak mengikutinya karena
tidak adanya biaya.
Oh ya, rencana study campus nya
ke kota Semarang. Dilakukan selama 2 hari 1 malam. Sebelum berangkat, diadakan
technical meeting untuk memberikan arahan mengenai study campus.
Saat itu kita semua yang ikut
dalam acara tersebut berkumpul dibimbel pukul 4 sore. disana banyak sekali
siswa siswi yang ikut serta dalam acara tersebut. Aku datang dengan teman sekolahku,
dan mencari tempat untuk duduk dan ikut mendengarkan arahan dari para tentor.
Seperti orang yang terasingkan,aku hanya berdua tanpa ada orang yang aku kenal.
Disela sela pemberihan arahan, aku mencoba mencari sosok orang yang selama ini
aku cari. sosok yang hanya terlihat saat itu adalah punggungnya. Ya aku mencari
Rasti, mungkinkah dia ikut serta ? tapi firasatku mengatakan kalau dia ikut !
Setelah sekian lama aku
memfokuskan pencarianku, aku menemukan sesosok wanita yang aku rasa itu dia.
Tapi sepertinya pengelihatanku saat ini salah. Itu bukan dia, hanya orang yang
memiliki kesamaan bentuk badan aja. Ya dia kurus dan berkerudung. Dan ternyata
dia juga ikut study campus. Woww aku Cuma bisa berhayal, apa aku bisa saat
nanti di perjalanan aku berani untuk mengajaknya berjalan berdua. Maybe
Dengan rasa kecewa, setelah usai
Technical meetingnya. Aku langsung bergegas menuju parkiran dan aku tancap gas
pulang ke rumah. Saat aku berjalan dipintu keluar, aku sepertinya berpapasan
dengan Rasti. Aku rasa kali ini aku benar, itu benar-benar dia. Muka lucu dan
gigi yang berkawat. Rasti
Untuk kedua kalinya, aku masih
belum siap untuk menyapa dia. Masih banyak rasa ketakutanku. Takut kalau dia
tidak mau mengenalku. Seperti cerita sebelumnya. Aku gagal, gagal untuk sekedar
bertegur sapa.
Hari H pun tiba, study campus
dimulai. Sesuai dengan kesepakatan saat technical meeting, kita berangkat jam 5
pagi. Aku jam 4 sudah siap, sudah bergegas ke tempat bus diparkirkan. Sesuai
dengan kesepakatan juga, aku duduk dengan teman SMA ku. Didepanku ada teman SMP
ku dan dibelakang tempat dudukku entah siapa aku kurang tahu.
Perjalananpun di mulai, aku yang
memiliki ketidak cocokan apabila naik kendaraan seperti mobil atau bus. Alhasil
aku merasakan mual dan ingin muntah. Gak cool sekali, kalau aku baru setengah
jam perjalanan aku sudah muali mual dan muntah. Untuk mengakalinya, aku melakukan
sebuah tipu muslihat dengan TIDUR. Ya aku rasa itu cara yang paling ampuh.
Singkat cerita, aku melewati
kondisi yang absurd itu dengan begitu cepat. Akhirnya sampai juga di Semarang.
Aku mengunjungi beberapa kampus
dikota tersebut. Hingga pada akhirnya ke sebuah taman bermain untuk sekedar
melepas penat setelah lelah berjalan mengitar kampus-kampus yang ada dikota
tersebut. Saat itu sudah malam. Sekitar pukul 19.00. kami dibiarkan bermain
sesukanya ditaman tersebut hingga pada waktu yang ditentukan.
Dari jauh aku melihat sosok dia
lagi, Rasti. Dia sedang ada diantrian sebuah wahana permainan. Dia melihatku
dan aku juga melihatnya. Tapi apa ? aku pengecut aku tidak berani melihat dia
terlalu lama. Aku malu, aku sadar aku siapa.
Setelah lama di taman tersebut,
akhirnya waktu yang telah ditentukan sudah tiba. Balik lagi kekota tercinta. Selama
perjalanan aku hanya diam. Menyesali sikapku yang tidak berani menatap lama
mukanya. Kapan lagi ? itu kesempatan emas tapi aku terlalu takut.
Melihat dijendela bus. Hanya tiang
lampu yang seakan mengikuti perjalananku. Seakan dia tidak ingin jauh dariku. Seperti
itulah. Aku lalu membuka handphoneku untuk sekedar melihat timeline. Dan dia
update. Aku yang hanya berani menegurnya lewat sosmed langsung saja membalas
status yang baru saja dia buat. Hingga akhirnya batrai handphone tidak
mengijinkanku untuk lama berbincang dengan Rasti. Lalu aku mengirim pesan
singkat padanya.
“Eh hapeku low nih, nomor hape
kamu berapa?”
“Oh nomer hape ? Nih 08628282828”
Yah langsung aku matiin
handphoneku. Dan aku tertidur nyenyak malam itu. Hingga saat menjelang subuh
aku terbangunkan oleh teman-teman yang berisiki membereskan barang bawaannya. Akhirnya
sampai juga dikota tercinta.
Setelah kejadian ini, aku mulai
intens dengan Rasti. Siang malam smsku penuh dengan namanya. Sesekali provider
juga ada. Mungkin dia jomblo.
Hingga saatnya tiba aku
memberanikan diri untuk menyatakan cinta padanya disuatu tenpat yang cukup
romantis. Diperbukitan ditengah kota. Malam itu aku menyatakan cinta dan
hasilnya dia menerima cintaku.
Perjuangan yang berat. 3 bulan
lebih aku mendekatinya. Oh sungguh ini hal yang sangat luar biasa. Aku bangga
dan aku senang dengannya.
Apapun bisa terjadi di dalam dunia absurd ini :D
ReplyDeleteApa2 yg fiktif mah bisa aja bro d buat indah hahaha
Deletehhahh... akhirnya happy ending juga. asik ceritanya Bang. bikin senyum-senyum.
ReplyDeleteHasuh jadi malu :3
DeleteCie cie, jadian cie..
ReplyDelete:3
Yang jadian siapa ? Wah km kebanyakan baca novel cinta hahha ini fiktif mbak
DeleteMinta Pj (pajak jadiaan_)
ReplyDeleteYang jadian siapa mas ? Itu cerita fiktif jgn terlalu mendramatsiri wkwkkww
Delete