Waktu terasa semakin berlalu, tinggalkan cerita tentang kita. Akan tiada lagi kini tawamu, tuk hapuskan semua sepi dihati. Ada cerita tentang aku dan dia, dan kita bersama saat dulu kala. Ada cerita tentang masa yang indah, saat kita berduka saat kita tertawa.................................................................................
Seklumit
lirik lagu yang saat ini sedang saya dengarkan, memberikan saya sebuah motivasi
untuk bangkit dari keterpurukan. Terpuruk dari hal apapun, yang pasti saat saya
mengijinkan lagu ini untuk masuk ke telinga, saat itu juga saya mengijinkan
diri saya sendiri untuk lebih relaks. Mecoba menenangkan pikiran yang sangat
sangat mengganggu. Sedikit memberikan nafas untuk otak ini bisa bekerja lebih
baik lagi. “SEMUA TENTANG KITA”.
Masih
teringat jelas saat itu disebuah pantai kita berjalan berdua, dipagi hari yang
cerah. Dimana matahari juga menyambut kita berdua, mengiri hari itu, hari kita.
Memberikan efek bayangan diri kita berdua. Menemani kita yang sedang dudukditepi
pantai menikmati segarnya udara pagi.
Angel,
nama yang bagus. Sesuai dengan paras wajahmu yang berhasil memikat semua yang
ada pada diriku untuk menjadi milikmu.
Minggu
pagi itu aku masih ingat, pertama melihat raut wajahmu secara dekat. Hingga aku
bisa melihat jelas beberapa kulit wajahmu yang menyatu dengan jerawat-jerawat
kecil dihidungmu. Tapi itu tidak mengurangi sedikitpun pesona akan dirimu. Dan kamu
masih tetap ada diposisi teratas. Setidaknya tidak akan pernah terdegradasi,
atau bahkan turun kasta. Tidak, itu tidak akan pernah.
Perbincangan
anak SMA yang gak jelas. Diselimuti dengan perasaan yang canggung, iya itu awal
kita bertemu dan bisa sedekat itu. Hanya terpisahkan beberapa senti saat kamu
duduk dibelakangku saat kita berboncengan berkeliling kota.
Jarak
yang semakin dekat, hingga hanya dipisahkan sehelai kain antara kita berdua. Duduk
dipantai berdua. Sebelumnya kita pernah bertemu, tapi kita hanya sekilas
melihat satu sama lain. Bahkan kamu tidak pernah tahu aku. Hanya aku yang tahu
kamu.
“Minggu
ini free gak?” aku bertanya dengan penuh keraguan. Apa mungkin dia ada waktu ?
sementara dia yang aku tahu selalu sibuk dengan jadwal sekolahnya yang begitu
padat. Setidaknya saya harus mencoba bukan ?
“Aku
gak tahu, liat nanti aja ya”. Jawaban yang sama seperti sebelum-sebelumnya. Hingga
dia tidak harus bertanya ada apa, dia sudah tahu bahwa aku ingin mengajaknya
keluar untuk jalan. Ya pegi jalan-jalan berdua.
“Yuk
besok mau keluar ga ? mumpung aku lagi gak ada tugas” kata –kata yang sangat
aku harapkan akhirnya muncul juga. Dan minggu itu juga kita jalan berkeliling
kota dan duduk ditepi pantai.
Angel,
memang orang yang sangat memperdulikan pendidikannya, dia ingin menjadi seorang
Hakim bukan?. Tentunya harus belajar giat dan itu jadi salah satu alasan kenapa
dia selalu sibuk dan mungkin tidak ada waktu untuk aku yang hanya temannya, iya
teman dekat. Kalau dibilang teman biasa juga tidak mungkin. Tapi dibilang pacar
juga sangat tidak mungkin. Tapi aku dan Angel selalu ada contact, selalu
memberi kabar. Dan anehnya kita berdua akan merasa kesal saat tidak ada kabar
satu sama lain. Mungkin ini cinta ? kita lanjutkan dulu ceritanya.
Minggu
itu aku dan dia mungkin merasakan hal yang sama. Dimana rasa itu aku bisa
merasakan, dentuman jantungnya yang tidak beraturan. Menunjukan kalau sedang
dalam kondisi gugup. Entah gugup kenapa? Aku juga tidak tahu. Di alun-alun kota
kita berjalan berdampingan, diantara kita berdua banyak sekali orang silir
berganti sedang lari pagi. Tapi bagiku, mereka semua tidak ada.
Hilang bersmaan
dengan datangnya rasa gugup ini.
Disela
perjalanan mengitari alun-alun kota. Tanganku sedikit bersentuhan dengan
kulitnya. Satu kali, dua kali dan ketiga kalinya aku genggam dengan halus
tangannya. Gugup dan takut, semua menjadi satu. Tapi seketika semua rasa itu
hilang, karena celotehannya dia “Cie di gandeng”. Konyol sekali, saat aku kira
dia marah atau bahkan apa juga aku tidak tahu. Ternyata dia memberikan respon
yang konyol. Itu cara dia menerima genggaman erat tanganku. Dia bukan pacarku. Oke
Tapi
aku yakin, perasaanku dengan dia “SAMA”. Tapi aku masih takutk mengungkapkan
perasaan ini, takut dia berfikiran kalau cinta kenapa bisa secepat ini ?. tapi
memang ini cinta, tidak pernah memperdulikan kapan kita bertemu, kapan kita
bertatap muka. Bahkan kapan kita pernah saling berbicara.
“KAMU
MAU JADI PACARKU?”
Itu
kata-kata yang aku ucapkan, menuggu situasi yang tepat dan akurat.
Semua tentangmu tentangku Hanya harap .....Jauh ku jauh mimpiku Dengan inginku .......
-Boby-
Ada kata "Sehelai kain yang memisahkan kita". Ini memang dibuat artistik atau admin yang nggak suka pakai baju?
ReplyDeleteYa mungkin pikiran anda yang sudah terkontaminasi virus maho hhahhaa. Yang dipaki bahasa kelas tinggi kak :D
DeleteCiee di gandeng, hahaha
ReplyDeleteCie yang pengen digandeng kayak Boby :P
DeleteThis comment has been removed by the author.
Deleteamat sangat menyentuh cerita anda
ReplyDelete