Sebelum masuk dalam tulisan, aku ingin mengucapkan Marhaban Ya Ramadhan. Selamat menjalankan ibadah puasa Tahun 1441H. Semoga puasa kita dilancarkan dan diterima oleh Allah SWT.
Nah kali ini aku mau review sepatu lokal lagi. Ventela. Setelah sebelumnya aku review sepatu ventela back to 70’s High (Kawenya Converse 70’s), sekarang ini aku mau review sedikit tentang sepatu Ventela Public Low Suede (Green Colour).
Sebelum masuk ke review sepatu, aku mau sedikit menjelaskan tentang ventela ini. Jadi sebelumnya ventela Public low sudah pernah di rilis. Nah yang terbaru ini ventela public low tapi yang suede. Apasih suede? Nah suede ini kalau dari mbah google, sejenis kulit dengan proses finishing yang menghasilkan tekstur lapisan yang sangat halus. Kurang lebih seperti itu ya. Kalau mau detailnya seperti apa kalian bisa langsung searching di Youtube atau google, atau kalau yang penasaran banget bisa langsung beli Ventela yang terbaru ini public low suede. Suee lo ah…
Nah temen-temen sekarang langsung aja ya review sepatu ventela public low suede. Asli aku ngetik title sepatu ini lama-lama capek juga. Karena apa? Iyalah panjang banget njir.
Karena kepanjangan, untuk postingan kali ini aku singkat aja ya jadi Suede aja. Cukup dipahami kan? Semoga.
Tapi, aku boleh cerita sedikit? Boleh kan ya…
Tentunyaaa.
Sebelumnya aku kepikiran buat jadi youtuber, aku perhatikan trend sekarang ini orang lebih suka untuk mendengarkan dan melihat. Bukan membaca dan melihat. Jadi blog sekarang ini sudah jarang sekali digunakan sebagai wahana untuk mencari informasi. Yaa sebenernya ngiri juga sih sama mereka-mereka atau bahkan kalian yang pede abis dan punya passion didepan kamera. Karena sejujurnya aku orangnya pemalu, bahkan kadang malu-maluin.
Balik lagi ke cerita, awalnya aku pengen review ini di YouTube, tapi zonk dan gagal wkwk. Malu dan bingung harus mulai dari mana. Alhasil aku tulis aja di blog ini sebagai gantinya. Hehe
Oke sekarang kita lanjut ke review ventela suede nya ya..
Aku tahu sepatu ini dari review nya dr. Tirta, pasti kalian yang sudah lama berkecimpung di dunia sepatu lokal akan tahu siapa itu dia. Apalagi dia kemarin aktif untuk menjadi influencer Covid-19. Salut lah ya buat dia. Sukses mas..
Setelah lihat review tersebut aku jadi tertarik, padahal sebelumnya aku tidak pernah punya sepatu ventela public yang first generation (tidak suede). Tapia ku sangat tertarik dengan rilisan suede ini. Keren sih kalau dilihat-lihat. Cuma memang brand lokal di anggap murahan. Eh tapi jangan salah, meskipun murah, tapi kualitas nomor 1. Kita lihat saja pemakaian sepatu ini selama enam bulan kedepan akan aku review lagi. Yang jelas, Ventela dari hari ke hari melakukan inovasi terutama untuk kualitas dari produknya tsb. Tentunya dengan adanya peningkatan kualitas, ada cost yang harus di korbankan juga. Jadi jangan bilang Ventela makin mahal karena sudah terkenal atau naik daun. Tapi memang kualitas dari sepatunya semakin membaik. Gak percaya? Lest see, I will tell you a little bit.
# Harga
Seperti yang sudah aku katakan, harga memang mengalami kenaikan. Tentunya karena peningkatan kualitas sepatunya. Salah satunya ya mungkin karena dari bahan suede. Gak mungkin dong ya, bahan udah bagus tapi harga masih sama saja. Konsep ekonomi tentunya harus diterapkan. Mau murah? Mungkin bisa, dengan bahan yang dibawah standard sekarang ini. Salah satu contohnya adalah di perusahaan aku tempat kerja. Ada istilah lokalisasi material. Bukan lokalisasi perempuan ya, beda lagi nanti aku bahas di part terpisah tentang ini.
Lokalisasi Ini adalah perubahan material atau bahan yang semula dari Japan di pindah ke supplier yang ada di Indonesia. Tentunya kalian tahu kualitas barang dari Japan memang lebih bagus daripada lokal. Nah karena kualitas itulah cost bisa lebih murah dari sebelumnya. Dimana ada istilah ada harga ada barang, mungkin seperti itulah.
Ngomongin harga, kalau public low yang generasi pertama harganya Rp. 200-270K an. Untuk yang suede version dibandrol di angka retailnya Rp. 349K. Cukup mendekati harga sepatu vans classic sih wkkw hampir setengahnya. Atau bahkan hampir mendekati harga Converse 70s Hi Rp. 500K (After disc) kan bulan-bulan ini sedang banyak diskon dimana mana ya.
# Canvas
Unutk canvasnya sih gak ada perubahan, masih sama seperti versi sebelumnya atau hampir semua ventela versi canvas. Jadi untuk yang satu ini tidak ada perubahan berarti. Tapi ada perubahan di aku, apa itu? Sekarang aku beli warna hijau royo-royo hehe.
#Shape
Untuk shape atau siluet nya Ventela masih sama juga bentuknya, mirip-mirip vans agak di bencongin dikit lah ya. Tapi untuk yang suede, bahan untuk shape atau siluetnya ini dari suede. Jadi lebih premium kalau kita perhatikan. Balik lagi, mungkin gak sih ventela bisa bikin shape atau siluet yang gak mirip-mirip vans? Atau memang shape ini akan menjadi ciri khas dari ventela. Entahlah
#Midsole
Untuk kali ini memang sedikit berbeda, kalau yang suede warnanya agak kekuningan dikit. Ini kalau menurutku ya jika dibandingkan dengan ventela public low yang biasa.
Terus di bagian depan nya juga sekarang ala-ala vintage nya Compass. Bentuknya seperti dagu Tanosh. Tau kan Tanosh? Itu pemain Avenger tangannya yang kayak Tesy Srimulat banyak cincin dan akik.
Salut sih sama ventela, lem lemannya itu rapih banget. Gak ada bau sisa lem juga. Baguslah kalau menurut aku. Lokal sekelas interlokal kalau ini.
Aku coba tekuk juga gak ada tekukan gitu. Ya mungkin bisa lebih awet sih. Hehe.
#Upper
Tentunya karena ini versi suede, dia juga untuk bagian upper sekarang menggunakan bahan suede. Yang bikin aku salut lagi sih suedenya halus banget, jahitan juga rapih. Gak ada cacat sama sekali.
#Outsole
Kali ini Ventela sudah memiliki outsole bagian bawah dengan modif V. Ya tentunya itu adalah itu awalan dari Ventela. Karetnya keras sih, mungkin lebih kuat kalau dipakai jadi gak gampang kekikis. Kalau yang sebelumnya dia masih menggunakan outsole khas Converse dan ada juga yang Vans.
#Helpad
Untuk series yang suede ini ventela merubau helpad nya menjadi tulisan ventela ala ala embost gitu wqrna hitam di bagian belakang dengan tulisan ventela. Menurutku sih kegedean. Kurang simple. Dan memang ventela ini logonya agak kurang sih. Kalau menurutku. Entah mungkin bagi temen2 ada yang suka. Aku sih enggak. Mending polosan aja dibagian belakangnya.
Ya kurang lebih sekarang membaik.
Kalau kalian tertarik bisa langsung bel idi reseller ventela banyak kok di shoopeatau yang lainnya.
Nah kali ini aku mau review sepatu lokal lagi. Ventela. Setelah sebelumnya aku review sepatu ventela back to 70’s High (Kawenya Converse 70’s), sekarang ini aku mau review sedikit tentang sepatu Ventela Public Low Suede (Green Colour).
Sebelum masuk ke review sepatu, aku mau sedikit menjelaskan tentang ventela ini. Jadi sebelumnya ventela Public low sudah pernah di rilis. Nah yang terbaru ini ventela public low tapi yang suede. Apasih suede? Nah suede ini kalau dari mbah google, sejenis kulit dengan proses finishing yang menghasilkan tekstur lapisan yang sangat halus. Kurang lebih seperti itu ya. Kalau mau detailnya seperti apa kalian bisa langsung searching di Youtube atau google, atau kalau yang penasaran banget bisa langsung beli Ventela yang terbaru ini public low suede. Suee lo ah…
Nah temen-temen sekarang langsung aja ya review sepatu ventela public low suede. Asli aku ngetik title sepatu ini lama-lama capek juga. Karena apa? Iyalah panjang banget njir.
Karena kepanjangan, untuk postingan kali ini aku singkat aja ya jadi Suede aja. Cukup dipahami kan? Semoga.
Tapi, aku boleh cerita sedikit? Boleh kan ya…
Tentunyaaa.
Sebelumnya aku kepikiran buat jadi youtuber, aku perhatikan trend sekarang ini orang lebih suka untuk mendengarkan dan melihat. Bukan membaca dan melihat. Jadi blog sekarang ini sudah jarang sekali digunakan sebagai wahana untuk mencari informasi. Yaa sebenernya ngiri juga sih sama mereka-mereka atau bahkan kalian yang pede abis dan punya passion didepan kamera. Karena sejujurnya aku orangnya pemalu, bahkan kadang malu-maluin.
Balik lagi ke cerita, awalnya aku pengen review ini di YouTube, tapi zonk dan gagal wkwk. Malu dan bingung harus mulai dari mana. Alhasil aku tulis aja di blog ini sebagai gantinya. Hehe
Oke sekarang kita lanjut ke review ventela suede nya ya..
Aku tahu sepatu ini dari review nya dr. Tirta, pasti kalian yang sudah lama berkecimpung di dunia sepatu lokal akan tahu siapa itu dia. Apalagi dia kemarin aktif untuk menjadi influencer Covid-19. Salut lah ya buat dia. Sukses mas..
Setelah lihat review tersebut aku jadi tertarik, padahal sebelumnya aku tidak pernah punya sepatu ventela public yang first generation (tidak suede). Tapia ku sangat tertarik dengan rilisan suede ini. Keren sih kalau dilihat-lihat. Cuma memang brand lokal di anggap murahan. Eh tapi jangan salah, meskipun murah, tapi kualitas nomor 1. Kita lihat saja pemakaian sepatu ini selama enam bulan kedepan akan aku review lagi. Yang jelas, Ventela dari hari ke hari melakukan inovasi terutama untuk kualitas dari produknya tsb. Tentunya dengan adanya peningkatan kualitas, ada cost yang harus di korbankan juga. Jadi jangan bilang Ventela makin mahal karena sudah terkenal atau naik daun. Tapi memang kualitas dari sepatunya semakin membaik. Gak percaya? Lest see, I will tell you a little bit.
# Harga
Seperti yang sudah aku katakan, harga memang mengalami kenaikan. Tentunya karena peningkatan kualitas sepatunya. Salah satunya ya mungkin karena dari bahan suede. Gak mungkin dong ya, bahan udah bagus tapi harga masih sama saja. Konsep ekonomi tentunya harus diterapkan. Mau murah? Mungkin bisa, dengan bahan yang dibawah standard sekarang ini. Salah satu contohnya adalah di perusahaan aku tempat kerja. Ada istilah lokalisasi material. Bukan lokalisasi perempuan ya, beda lagi nanti aku bahas di part terpisah tentang ini.
Lokalisasi Ini adalah perubahan material atau bahan yang semula dari Japan di pindah ke supplier yang ada di Indonesia. Tentunya kalian tahu kualitas barang dari Japan memang lebih bagus daripada lokal. Nah karena kualitas itulah cost bisa lebih murah dari sebelumnya. Dimana ada istilah ada harga ada barang, mungkin seperti itulah.
Ngomongin harga, kalau public low yang generasi pertama harganya Rp. 200-270K an. Untuk yang suede version dibandrol di angka retailnya Rp. 349K. Cukup mendekati harga sepatu vans classic sih wkkw hampir setengahnya. Atau bahkan hampir mendekati harga Converse 70s Hi Rp. 500K (After disc) kan bulan-bulan ini sedang banyak diskon dimana mana ya.
# Canvas
Unutk canvasnya sih gak ada perubahan, masih sama seperti versi sebelumnya atau hampir semua ventela versi canvas. Jadi untuk yang satu ini tidak ada perubahan berarti. Tapi ada perubahan di aku, apa itu? Sekarang aku beli warna hijau royo-royo hehe.
#Shape
Untuk shape atau siluet nya Ventela masih sama juga bentuknya, mirip-mirip vans agak di bencongin dikit lah ya. Tapi untuk yang suede, bahan untuk shape atau siluetnya ini dari suede. Jadi lebih premium kalau kita perhatikan. Balik lagi, mungkin gak sih ventela bisa bikin shape atau siluet yang gak mirip-mirip vans? Atau memang shape ini akan menjadi ciri khas dari ventela. Entahlah
#Midsole
Untuk kali ini memang sedikit berbeda, kalau yang suede warnanya agak kekuningan dikit. Ini kalau menurutku ya jika dibandingkan dengan ventela public low yang biasa.
Terus di bagian depan nya juga sekarang ala-ala vintage nya Compass. Bentuknya seperti dagu Tanosh. Tau kan Tanosh? Itu pemain Avenger tangannya yang kayak Tesy Srimulat banyak cincin dan akik.
Salut sih sama ventela, lem lemannya itu rapih banget. Gak ada bau sisa lem juga. Baguslah kalau menurut aku. Lokal sekelas interlokal kalau ini.
Aku coba tekuk juga gak ada tekukan gitu. Ya mungkin bisa lebih awet sih. Hehe.
#Upper
Tentunya karena ini versi suede, dia juga untuk bagian upper sekarang menggunakan bahan suede. Yang bikin aku salut lagi sih suedenya halus banget, jahitan juga rapih. Gak ada cacat sama sekali.
#Outsole
Kali ini Ventela sudah memiliki outsole bagian bawah dengan modif V. Ya tentunya itu adalah itu awalan dari Ventela. Karetnya keras sih, mungkin lebih kuat kalau dipakai jadi gak gampang kekikis. Kalau yang sebelumnya dia masih menggunakan outsole khas Converse dan ada juga yang Vans.
#Helpad
Untuk series yang suede ini ventela merubau helpad nya menjadi tulisan ventela ala ala embost gitu wqrna hitam di bagian belakang dengan tulisan ventela. Menurutku sih kegedean. Kurang simple. Dan memang ventela ini logonya agak kurang sih. Kalau menurutku. Entah mungkin bagi temen2 ada yang suka. Aku sih enggak. Mending polosan aja dibagian belakangnya.
Ya kurang lebih sekarang membaik.
Kalau kalian tertarik bisa langsung bel idi reseller ventela banyak kok di shoopeatau yang lainnya.
sayangnya sepatu lokal produksinya ga buyak 😑
ReplyDeletemantul review sepatunya kk
ReplyDeletemining companies
Mantapp reviewnya sob
ReplyDeleteModular Building
Terima kasih sob infonya
ReplyDeleteBangunan prefabrikasi