Lagi dan lagi, ini ceritaku
dengan dia. Alel
Jarak kita sekarang tidak lagi
ribuan kilometer sayang, hanya ratusan dan mungkin hanya diperlukan waktu
kurang dari 3 jam. Lalu apalagi penyebabnya kalau bukan waktu yang memaksa
“AKU” untuk tidak bisa berjumpa denganmu. Bukan “KITA”, karena aku tau kamu tidak
mengharapkan perjumpaan itu bukan ? Ya semua ini terpampang jelas dari sikap
dinginmu akhir-akhir ini.
Setelah konflik yang tidak begitu
jelas apa itu masalahnya, sampai aku menemukan ditimeline sosial mediamu.
Coretan percakapan kita bukan ? Ya setelah aku melihatnya sedikit terlihat
display picture yang aku kenakan pada saat itu.
Dengan caption sticker galau,
bingung, nangis, menyesal ? entahlah itu hanya sekedar sticker. Bukan apa-apa.
Setelah aku tau, aku hanya
membalas ditimelinenya dengan sebuah sticker yang memiliki arti kasih sayang.
*hallah*
“ Kamu ada di **** ?”
“ Bisa kita ketemu sebentar ?”“ Aku ingin bertemu”
Setiap kata aku kirimkan.
Seketika itu dia membalasnya, setelah sebelumnya dia pergi tidak jelas karena
apa. Terakhir kali dia saat itu hanya membaca pesanku tanpa mau mencoba untuk
membalas pesanku. Sedih ? Pastinya.
Setelah berminggu-minggu tanpa
ada komunikasi, saat itulah aku mulai mencoba menghubungi dia lagi. Dan
syukurlah dia mau membalasnya.
“ Aku ga di ****, aku masih di
Surabaya”
“ Kenapa kamu tiba-tiba seperti
ini?”
Jawabnya tanpa merasa kalau dia
itu telah membuat kita semakin jauh. Setelah percakapan singkat itu, dia menghentikan sejanak percakapan kita. Dia ada jam untuk bimbel.
Aku menunggunya selesai bimbel. Tanpa
tersadar aku sudah terlelap tidur karena lamanya dia tidak ada balasan atas
pesanku. Jam 2 dini hari aku terbangun dari tidur malamku, aku melihat ada
sebuah pesan. Ternyata dia tadi pulang jam 9 lebih.
Lalu aku membalasnya dan ternyata
dia belum tidur juga sampai jam 3, kemudia dia meminta izin kepadaku untuk
belajar lagi. Okay
Dan setelah itu selama kurang
lebih satu hari dia tidak kunjung membaca pesanku. Entahlah, aku sendiri tidak
habis pikir tentang apa yang ada dalam benaknya. Sampai dia tiba-tiba
mengirimkanku sebuah gambar hasil screen shoot yang isinya adalah hasil reetwetanku. Dia seperti
menyalahkanku dengan retweetan yang isinya kegalauan dengan seseorang yang dulu
pernah aku temui. Jelas memang itu bukan dia, karena kita sama sekali belum
pernah bertemu.
Okay, aku Cuma mau bertanya “Kenapa
kamu marah?”
Sementara aku yang melihat kamu
mengunggah sebuah foto seorang laki-laki yang dengan tegasnya kamu menjabarkan
dia siapa. Sampai foto laki-laki itu dari metamorfose yang paling kecil sampai
yang dewasa. Oh kamu masih menyimpannya ?
Mungkin memang itu alasan kenapa
kamu mengacuhkanku, yang jelas-jelas sampai detik ini masih menyimpan rasa itu.
Mungkin aku dibutakan oleh cinta. Tepatnya digital love
Kamu menyalahkanku dengan apa
yang telah aku lakukan di sosial mediaku. Lantas apakah aku tak pantas terlebih
dahulu untuk menyalahkanmu ?
Lantas kamu jelaskan semua,
sampai kamu menceritakan ada laki-laki lain juga yang mencoba mendekatimu. Yang
sering menggombalimu. Yang sering menghubungimu, selain aku. Tapi kamu tau
ternyata dia laki-laki lain itu tidak hanya mendekatimu saja, tapi ada sosok
lainnya.
“Setiap kali aku mencoba membuka hati, selalu saja aku tahu kalau dia tidak sedang dekat denganku saja. Itulah alasanku kenapa aku tidak mau membuka hati”
Itu bukan kata-kata yang kamu
lontarkan kemarin ?
Ternyata kamu mencoba membuka
hati untuk laki-laki lain itu juga selain aku ?
Lantas kamu marah hanya gara-gara
sosial mediaku ? yang pantas marah siapa ? kamu ? ohh..
Sekarang aku tahu, ternyata inilah
alur cerita yang kamu buat. Aku hanya berterima kasih kamu telah mengajarkan
kepadaku artinya sebuah penantian.
Meskipun tidak harus berakhir
dengan pertemuan. Tapi cukup, ini sudah lebih dari itu.
Aku memintamu pergi, lantas kamu
mengiyakan dengan mudahnya. Selamat tinggal :)
Memang dasar kau keras kepala !
sabar.. sabar
ReplyDeletepake hati banget yak nulisnya :D
Greget banget :v wkkw
DeleteWah rajin banget dianya belajar mulu yaa sampe jam segitu :3 *eh
ReplyDeleteAku gak mudeng deh padahal udah berkali kali baca :( tapi intinya dia marah gara gara media sosial ya? cuma gara gara itu? akut(?) banget dong
No comment lah :D
DeleteBener bener keras kepala banget yg jadi tokoh ini, jatuh cinta digital, cemburunya juga digital. Btw ini pengalaman pribadi ? nulisnya pake hati banget kayaknya :D
ReplyDeleteEmmm kasih tau gak ya :p
Deletekeras kepala kadang itu bikin sukses
ReplyDeleteMemang apa hubungannya sama postingan diatas ? Yaelah
ReplyDeleteCieeeee.. Yang baru patah hati :P
ReplyDelete