Dari chat facebook aku
mengenalnya, mulai bertegur sapa. Yang pada awalnya hanya membicarakan
masalahku dengan pacarku. Dia teman dari pacarku. Sahabat saat SMP. Aku mengenalnya
juga karena pacarku, Putri.
Saat itu kita berdua ada di
warnet, aku menemaninya untuk menyelesaikan tugas. Saat itu internet masih
menjadi barang susah. Beda dengan sekarang, setiap orang bisa mengakses apapun
dengan mudah dan dalam waktu saat itu juga.
Setelah selesai mencari tugas,
Putri layaknya anak ABG alay pada jamannya. Yang suka sekali bermain sosial
media. Dia langsung membuka Facebook yang pertama kali dia jadikan sasaran setelah
selesai semua tugas-tugasnya. Ada beberapa notifikasi yang muncul. Diantaranya dari
Lita, teman sekaligus sahabat dekatnya yang kini ada di negeri sebrang.
Malaysia.
Ada tulisan di dinding Putri,
dimana Lita menanyakan kabar tentangnya. Kebetulan saat itu melihat jendela
obrolan ada Lita yang sedang online juga. Daripada susah-susah membuka profil
dari Lita hanya untuk membalas pertanyaan darinya. Putri langsung memulai
obrolan dengan Lita.
Sepertinya layaknya wanita pada
umumnya. Panjang sekali yang dibicarakan. Tidak mungkin juga aku menjelaskannya
secara detail. Hingga pada akhir obrolan Putri mengatakan kalau dia saat ini
sedang bersama aku. Lalu Lita menanggapinya dengan kata-kata ingin berkenalan
dengan aku. Aku yang tidak mengerti apa-apa. Hanya mengiyakan saja apa yang
dilakukan oleh Putri. Hingga Lita pun menambahkan facebookku dalam daftar
temannya.
3 bulan aku bersama Putri, itu
waktu yang singkat bukan ? iya karena aku kurang nyaman ada disamping dia. Terlalu
over protective, masih bersifat kekanak kanakan yang apa –apa harus diturutin. Itu
alasan aku mengakhiri hubunganku dengan Putri. Hingga konflik berkepanjangan
yang terjadi. Menjelek-jelekan di dunia maya. Saat itu memang banyak sekali
anak ABG yang tingkahnya seperti itu. Awalnya sayang-sayang an hingga pada
akhirnya menjadi Anjing-anjingan.
Aku yang saat itu bingung ingin
bercerita dengan siapa. hanya menaik dan menurunkan timeline facebook. Berharap
ada orang jomblo yang sedang galau untuk aku jadikan teman curhat. Ternyata tidak
ada. Mungkin ini Cuma nasibku. Sementara orang lain bahagia.
“Hallo mas, Tumben Online ?”
Tiba-tiba muncul tab dibagian
bawah jendela obrolan dari Lita.
“Hallo dek, iya ini mumpung wifi
cafe depan rumah lancar” celotehku singkat.
“Putri kemana mas? Gak sama kamu
?” Tanyanya dengan emoticon heran (:o)
“Aku sudah enggak sama dia lagi
dek” Jawabku dengan datar dan tidak ingin meneruskan pembicaraan mengenai
Putri.
“Loh maksudnya gimana mas? Putus
?” Lagi-lagi kekepoan dia membuatku sedikit malas untuk meneruskannya.
“Iya dek, sudah ya jangan dibahas
masalah Putri” jawabku dengan emoticon senyum yang sedikit memaksakan Lita
untuk mengerti akan kondisiku sekarang ini.
“Oh maaf mas kalau gitu. Iya
enggak tanya-tanya lagi deh” jawabnya dengan senyum palsu.
Itu percakapanku pertama dengan
Lita sejak aku berteman dengan dia di facebook.
Hingga suatu ketika, ditempat
yang sama seusai aku pulang sekolah. Aku hotspotan di cafe depan rumah. Melihat
jendela obrolan hanya beberapa yang sedang online. Kebanyakan orang yang tidak
aku kenal. Jadi untuk memulai pembicaraan juga percuma. Tidak akan ada gunanya.
Tapi ada Lita, mungkin dia bisa aku ajak untuk menemani aku ngobrol.
“Hey dek, Lagi ngapain kamu?”
salam sapa dariku untuk memulai pembicaraan yang akupun tidak tahu ingin
membicarakan apa.
“Iya mas, ini lagi online aja”
jawabnya dengan ramah.
Singkat cerita, paketan wifi
sudah mau habis. Jadi aku harus mengakhiri obrolanku dengan Lita. Hingga aku
meminta Pin BB dia. Yang sebelumnya aku tahu tapi aku tidak begitu tertarik
untuk berteman di BBM dengannya.
Setelah itu aku lebih jarang
online di facebook, karena sudah ada Lita yang menemaniku dalam kesepianku. Dia
selalu ada saat aku butuh dia. Hingga entah kenapa aku merasa nyaman dengannya.
Tapi apa aku salah ? siapa yang salah ?. aku pun juga belum pernah melihat
wajah Lita secara langsung. Apa mungkin ini cinta ? adakah Cinta tanpa ada
pertemuan ?
Dia sahabat mantan pacarku. Apa mungkin
aku bisa bersama dia? Jahat tidak aku melakukan ini ? aku sendiripun tidak
mengerti. Tapi inilah cinta, tidak memandang apapun. Ketika cinta sudah
berbicara. Tubuh ini hanya diam membisu. Akal dan pikiran pun seakan tidak
terkontrol.
Waktunya pun tiba, setelah aku
sering berhubungan dengan Lita. Aku coba berbicara jujur padanya. Kalau aku
merasa nyaman dengan dia. Tapi aku takut, kalau dia menjauh. Kalau dia
berfikiran aku ini jahat. Karena aku suka pada sahabat mantan pacarku sendiri.
Tapi hati ini gelisah, aku sudah
tidak kuat menahan perasaan ini. Hingga aku beranikan diri untuk mengatakannya.
Aku nyaman dengan dia. Hingga beberapa menit setelah aku berbicara seperti itu,
dia hanya membaca BBMku. tidak ada balasan dari dia.
15 menit handphoneku bergetar. Ada
balasan dari Lita. Benar dugaanku, dia mengatakan apa ini salah ? dia yang
sahabat dari Putri. Tapi dia nyaman dengan mantan pacar sahabatnya sendiri? .
Aku menyimpulkan, dia juga
perasaan yang sama kepadaku. Tapi aku meyakinkan dia, kita tidak pernah salah. Ini
cinta, ini rencana Tuhan.
Saat itu juga kita membuat sebuah
komitmen, kita pacaran. Tapi dengan resiko kita LDR. Aku di Indonesia, sementara dia di Malaysia. Dengan catatan,
aku tidak tahu kapan dia balik ke Indonesia. Ditambah lagi dengan
sembunyi-sembunyi dari sepengetahuan Putri tentang kedekatan aku dan Lita. Itu semua
kita sepakati bersama. Dan akhirnya kita pacaran.
Hal yang tidak baik dan memang
tidak ada keyakinan tidaklah akan berjalan baik. Sepintar pinternya orang
menyembunyikan bangkai, pastilah tercium juga. Putri tahu, aku dan Lita ada
kedekatan.
Lita yang tidak enak hati dengan
Putri, dengan sepihak dia memutuskan untuk mengakhiri hubungan kita. Dengan dali
ingin menjaga hati seorang sahabatnya. Jujur aku tidak bisa menerimanya. Tapi sudahlah,
ini mungkin yang terbaik.
Mungkin ini namanya persahabatan.
Lebih dari segalanya, termasuk pacar.
Yang sabar ya,, pengalaman U sama kaya saya
ReplyDeletedi putusin karene hal-hal seperti itu
Ini Fiktif mas -_- pliss deh ini orang hahaha. gak mungkin aku ceritain masa suramku sendiri -__-
Deleteyaelaahhh... aku udh siapin kata2 bijak menghibur pdhl wkwkwkwk... -__-
Deleteoh fiktif toh...
ReplyDeletecinta emang gitu, datang karena terbiasa. walau tau resikonya tetep aja dijalanin
Kayaknya gak percaya banget deh lu bang sama gue -_-
DeleteFiktif. Gue kira true story. Keren, sih, tulisan lo. Gue suka cara lo narik emosi pembaca
ReplyDeleteTerserah apa kata elu deh bang -_- gue ngikut aja asal sama km *ehh
DeleteKalo kaya gitu jadi dilema ya, mau milih sahabat atau pacarnya. dan di akhir cerita dia lebih mlih sahabat
ReplyDeleteSebenernya pengen aku buat biar pilih km loh padahal *peluk* *tampar*
DeleteGue setuhu tuh kalo sahabat emang segalanya :)
ReplyDeleteYuhu broo, tapi gue enggak hahaha
Deletehmm, mentok-mentoknya ldr.
ReplyDeleteldr memang kampret ya..
cuma, mantap juga bro. pilihan yang cukup bijak kalau lebih ngutamain persahabatan bro :)
Hmm iya juga sih ya bang --'
DeleteCinta mah mana bisa ditebak datengnya ke siapa dimana kapan. :))
ReplyDeleteIya kali ya, gue juga kurang tau dev :v
DeleteSepertinya gue juga bakal lakuin hal yang sama kayak Lita. Sebelum perasaannya terlalu jauh. Buat gue juga, sahabat itu lebih prioritas dari pacar. Tapi beda kalo udah nikah. Hehe. :)
ReplyDeleteYakin nih milih sahabat ? *kedipin mata* kenapa ga milih aku aja ?
Deletemantep bro, awali dengan sahabat, terus ujung-ujungnya nikahin, habis nikahin baru pacarin. .
ReplyDeleteSerius bang, gue gak tahu jalan pikiran elu wkwkwk
Deletekirain beneran ternyata fiktif, atau kisah nyata yang di-fiktifkan? huahahahaha... sabar ya :))
ReplyDeleteTerserah apa kata elu deh mbak --' gue jelasin juga percuma kan ? huhuh
DeleteIni yang di Malaysia jadi TKW ya Lita? suruh pulang aja, biar bisa dipacarin .heee
ReplyDelete