Rama dan Rahel - Bahrul.com

Wednesday, 7 May 2014

Rama dan Rahel

Rama, duduk dipojokkan pohon yang ada disudut sekolah tempat dia menimba ilmu. Dibawah pohon yang sangat rindang, membawanya kembali kecerita masa lalunya. Dengan Rahel, wanita yang sangat dia sayang. Itu dulu saat mereka berdua masih menjalin cinta. Cinta yang cukup indah bagi Rama. Karena dengannya dia merasakan sebuah kebahagiaan yang sangat luar biasa indah. walaupun awal perjuangannya memang sangat pahit, maklumlah semua harus berawalan dengan kepahitan jika ingin mendapatkan buah yang manis untuk nantinya.

Dengan Rahel, dia menjalin hubungan hampir satu tahun, dimulai dari awal tahun yang indah mengenal Rahel. Dan pada bulan itu juga mereka mengikrarkan sebuah janji untuk menjadi bagian dari masing-masing dari mereka, saat suka dan duka. Saat itu pantai ditepian kota yang indah, dengan pemandangan hamparan laut yang luas yang ada didepan mata mereka dengan goresan awan yang berwarna biru keputihan. Suara ombak yang cukup tenang, yang saling menderu dengan batu karang yang ada ditepian pantai.

“Aku sayang sama kamu, aku mau ....” semua kata itu terhenti, detak jantungnya berirama tak karuan. Penuh dengan kekhawatiran. Iya takut dia tidak mau menerimanya. Karena dia sadar diri, dirinya bukanlah siapa siapa.

“Mau apa Ram?” Tanya Rahel dengan wajah yang terperangah, yang sebenernya dia sudah mengetahui apa yang ada dalam pikiran Rama.

“Aku mau kamu jadi pacar aku”. Jawab Rama secara spontan dan seketika suasana pantai menjadi hening. Suara ombak yang tenang serasa tidak ada dalam pendengarannya. Semua hening.

“Gimana ya, aku tanya mamaku dulu ya” Rahel menjawab pertanyaan Rama dengan sebuah jawaban yang semakin meyakinkan bahwa Rama tidak mungkin bisa bersama Rahel.

“Kenapa harus seperti itu?”. Sontak suasana menjadi hening untuk beberapa menit, iya Rahel sedang memikirkan apa yang harus dia katakan kepada Rama. Tidak ingin semua ini terkesan terburu-buru.

“Yaudah deh, kita jalanin aja Rama” setarik senyuman tipis muncul di bibir Rahel untuk Rama.

“Kamu serius Hel?” dengan muka sumringah Rama masih saja menanyakan apa yang baru saja terjadi didepannya.

“Iya RamaJ

Iya sejak saat itu mereka menjalin cinta, cinta yang awalnya tidak pernah mereka bayangkan akan bisa tercipta antara mereka. Mereka yang semula tidak mengenal, hingga mereka bisa saling mengenal. Bahkan sekarang menjalin Cinta.

Selama setahun kurang mereka menjalin hubungan. Ya semua harus berakhir. Kenapa harus berakhir? Tanyakan pada Rahel. Apa sebabnya dia meninggalkan Rama disini sendiri.

Hal yang menghinggapi Rama saat dirinya duduk dibawah pohon ditaman sekolah. Lamunannya tersadarkan karena ada sosok yang menyapa dia

“Loh Rama, kamu ngapain disini?” Sosok ibu-ibu yang sudah tidak asing lagi baginya. Ya karena ibu itu adalah ibu Rahel. Orang yang sering dia pamitin saat akan jalan keluar dengan Rahel.

“Kok ibuk disini?” Tanya Rama dengan muka yang agak kaget karena tidak menyadari kalau gerak geriknya sudah lama diperhatikan oleh ibu Rahel.

“iya, ini mau daftarin adeknya Rahel masuk SMA 8”. Dengan senyumannya yang ramah mencoba menjawab pertanyaan Rama sambil membenarkan berkas-berkas untuk adeknya Rahel bisa daftar di SMA 8.

Rama hanya diam, dia malu.

“Kamu masih sama Rahel kan? Gimana hubungan kalian?” pertanyaan yang membuat Rama yang sedari awal sudah merasakan rasa takut dan malu.

“Saya udah enggak sama Rahel lagi buk” dengan muka yang tertunduk dia mencoba menjawab pertanyaan Ibuk Rahel.

“Kok bisa?”

Mereka akhirnya saling bercerita, Rama yang memang masih menyimpan perasaan itu. Dia tidak sanggup menahan air matanya saat dia bercerita tentang apa saja yang sedang terjadi. Iya mereka sudah sangat kenal baik. Mungkin ibu Rahel sudah sangat menyukai Rama. Iya merestui hubungan Rama dan Rahel.

“Rahel sekarang ada di Jogjakarta, Ibuk gak tahu kapan dia pulang”

Rama hanya memasang muka lusuh dengan mencoba menseka butiran air yang ada dipipinya. Dia merindukan Rahel, mantan kekasihnya yang pergi tanpa ada alasan. Yang memutuskan dirinya tanpa tahu alasannya.

Rama yang memang masih sering menyambangi sekolahannya dulu waktu SMA. Dia senang sekali duduk dibawah pohon yang bisa mengingatkan dirinya dengan Rahel. Denga duduk dibawahnya, serasa jiwanya melayang bersama Rahel disisinya.

Rama berkerja disalah satu cafe yang ada di Surabaya, dia sebagai kasir sekaligus yang mempersiapkan minuman atau makanan yang dipesan para pelanggan. Dia kerja pada jam 10 pagi-7 malam.

Seperti biasa, dia langsung pulang kerumahnya setelah usai bekerja yang sangat menguras tenanganya. Hanya dengan memejamkan matanya dia baru bisa merasakan apa itu istirahat. Malam itu sosok wanita berpapasan dengan dia. Dia tidak menyadari itu siapa, tapi sepertinya dia mengenali wanita itu, wanita yang masuk ke cafe tempat dia bekerja di pukul 8 malam.

Dia tidak terlalu memikirkan siapa orang itu, dia hanya memikirkan kalau dirinya membutuhkan istirahat yang cukup. Untuk bisa bekerja lagi dikeesokkan harinya.

Seperti biasa, waktu sudah menunjukkan pukul 7 malam. Wanita yang berpapasan dengannya pun kemarin datang. Tepat saat Rama sedang ingin berganti shift dengan temannya. Wanita itu duduk balkon dipojokkan cafe yang ada didekat jendela. Dengan pemandangan kota surabaya yang cukup ramai dengan kendaraan yang lalu lalang. Penuh dengan cahaya mobil yang saling memancarkan sinarnya.

“Mau pesan apa mbak?” Rama mencoba bertanya pada pelanggan wanita tersebut.

“Milk coffe 1 sama Ice cream with cocholate” memalingkan wajahnya kehadapan Rama dengan senyuman yang sangat Rama kenal.

“Rahell ....” dengan muka yang sangat kaget melihat apa yang sekarang ada dihadapannya.

“Iya Rama, ada apa?” Wanita itu memanggil namanya, dia masih ingat namanya. Dia masih ingat dengannya. Wanita yang pergi meninggalkannya dengan tanpa alasan.

“Kapan kamu balik dari jogja” Tak sadar matanya pun berkaca-kaca. Dia sangat merindukkan Rahel, wanita yang sangat dia sayang.

“Udah 3 hari aku di Surabaya, dan aku udah denger semua dari mama. Makanya aku bisa kesini sekarang”

Rama yang awalnya hanya akan menanyakan apa yang akan wanita itu pesan, kini mereka berdua duduk berdampingan. Mencoba menyelesaikan apa yang terjadi selama ini.

Tangis, haru, dan rasa kesal. Itu semua nyatu, hanya dengan pelukkan dengan tangisan yang seirama dengan perasaan mereka berdualah yang menemani keheningan cafe saat itu. Hanya mereka berdua yang ada dibagian balkon cafe. Mereka berdua dan suasana Surabaya yang ramai.

Tangisan itupun membangunkan semuanya. Membangunkan Rama dari mimpinya. Dari tidur malamnya yang kurang nyenyak. Dan ternyata memang semua hanya mimpi. Iya dia sekarang sendiri, tanpa Rahel disisinya. Dan Rahel memang benar-benar pergi dan tak akan kembali. Tangispun masih berlanjut saat dia sadar dari mimpinya kalau semua yang dia rasakan baru saja itu hanya mimpi.


RAMA -----------
Comments

Hanya ada beberapa syarat buat komentar :
1. No Sara
2. No Link Aktif
3. No-mor HP atau Pin BB juga boleh
Yang point ketiga exc cowo tidak dianjurkan
EmoticonEmoticon